KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Awal Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi kemungkinan tidak akan dimulai secara bersamaan di Indonesia.
Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada 1 Maret 2025, berdasarkan perhitungan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah mereka keluarkan sejak 1 Muharram 1446 H.
Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) belum menentukan tanggal pastinya. Bagian Hisab dan Rukyah (BHR) Kabupaten Pamekasan masih melakukan perhitungan untuk menentukan awal Ramadhan, sesuai dengan metode rukyatul hilal (melihat bulan secara langsung).
Ketua BHR Pamekasan, H. Hosen, menjelaskan bahwa berdasarkan kriteria baru dari MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), sebagian besar wilayah Indonesia belum memenuhi syarat untuk menetapkan awal Ramadhan, kecuali Aceh.
“Berdasarkan hisab dan kriteria MABIMS yang baru, selain menunggu hasil rukyat dan sidang isbat dari pemerintah, secara hisab ada peluang terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu syarat utama adalah imkanur rukyat, yaitu ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi (jarak sudut antara matahari dan bulan) minimal 6,4 derajat.
“Di semua daerah di Indonesia, terutama di titik pemantauan hilal, kriteria MABIMS atau pos pemantauan belum terpenuhi, kecuali di satu titik di Aceh. Syarat ini mengharuskan dua unsur utama untuk terpenuhi,” tambahnya.
“Berdasarkan hasil hisab di sini, rata-rata ketinggian hilal sudah lebih dari 3 derajat. Namun, elongasinya masih di bawah 6,4 derajat, kecuali di Aceh. Jika pada 28 Februari 2025 hilal terlihat di Aceh dan kesaksiannya diterima oleh Kementerian Agama, maka 1 Maret 2025 masuk satu Ramadhan,” lanjutnya.
Sebaliknya, jika hilal tidak terlihat di Aceh, maka akan dilakukan metode istikmal, yaitu menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadhan jatuh pada 2 Maret 2025.
Dengan kondisi ini, ada kemungkinan umat Islam di Indonesia akan memulai puasa di tanggal yang berbeda, tergantung pada metode penetapan yang digunakan masing-masing pihak. (FAUZI)