KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Jawa Timur (Jatim) menggelar Festival Olahraga Masyarakat Daerah (FORDA) II di Kota Surabaya, mulai 29 November hingga 4 Desember 2024.
Sebanyak 10 atlet Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) asal Kabupaten Pamekasan berhasil mencetak prestasi gemilang dengan meraih 10 medali dalam ajang Festival Olahraga Masyarakat Daerah (FORDA) II Jawa Timur. Raihan ini menjadi bukti nyata bahwa olahraga masyarakat memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat provinsi.
Sapto Wahyono, Ketua KORMI Pamekasan, menyampaikan bahwa pihaknya mengirimkan atlet dari 9 cabang olahraga (cabor) untuk mengikuti kompetisi tersebut. Dari jumlah tersebut, hingga saat ini baru 8 cabor yang telah dilombakan, sedangkan satu cabor lainnya, yakni Senam Tera Indonesia (STI), masih menunggu hasil.
“Dari delapan cabor yang telah selesai dilombakan, kami berhasil meraih 3 medali emas, 4 medali perak, dan 3 medali perunggu. Kami optimis bisa menambah perolehan medali dari cabor yang tersisa,” ungkapnya saat on air di Radio Karimata, Selasa (03/12/2024)
Sapto merinci capaian medali yang diraih para atlet Pamekasan dari berbagai cabor:
Medali Emas:
Cabang Panahan: 2 medali
Cabang Asosiasi Seni Tarung Tradisi Indonesia (ASTA): 1 medali
Medali Perak:
Panahan: 2 medali
ASTA: 2 medali
Medali Perunggu:
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI): 2 medali
Panahan: 1 medali
Keberhasilan ini semakin memotivasi KORMI Pamekasan untuk mengembangkan olahraga masyarakat di tingkat pendidikan. Sapto menegaskan pentingnya pembinaan olahraga tradisional dan modern sejak dini, mulai dari jenjang SD hingga SMA.
“Pada tahun 2025, kami memiliki program besar untuk atlet Pamekasan yang meraih medali. Mereka akan kami kirimkan untuk mewakili Jawa Timur di ajang Festival Olahraga Nasional (FORNAS) di Lombok pada Juli 2025. Selain itu, kami juga akan menggelar kompetisi tingkat kabupaten untuk memperingati hari jadi Pamekasan,” jelasnya.
Kompetisi tingkat kabupaten ini akan melibatkan siswa dari tingkat SD hingga SMA dengan menampilkan berbagai olahraga tradisional yang berkembang di masyarakat. Program ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal sekaligus mencari bibit-bibit atlet potensial.
Sapto berharap raihan ini menjadi momentum untuk membangun olahraga masyarakat di Pamekasan lebih baik lagi.
“Olahraga masyarakat bukan hanya soal prestasi, tetapi juga bagian dari gaya hidup dan pelestarian tradisi. Kami yakin, dengan pembinaan yang terarah, atlet-atlet Pamekasan bisa bersaing di tingkat nasional dan bahkan internasional,” tutupnya. (Ziyad/Mel)