KARIMATA.NET, SURABAYA – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan penelitian terhadap semburan air sumur bor di Dusun Paojajar, Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, pada Rabu (12/3/2025).
Sekretaris Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Ariful Bhuana, saat on air di Radio Karimata menjelaskan bahwa berdasarkan hasil ploting peta georeg, lokasi tersebut masuk dalam Formasi Ngrayong yang merupakan Cebakan Hidrokarbon. Ia mengungkapkan hasil pengukuran alat menunjukkan bahwa gas yang dikeluarkan tidak beracun, namun memiliki potensi terbakar.
“Kandungan H2S 0 ppm, CO 0 ppm, O2 16,6 – 19,9%, dan LEL 83 – Over Limit. Kami minta warga untuk tidak menyalakan api, meskipun semburan air sudah berhenti, namun bau gas masih tercium dalam radius 1 meter dari bibir sumur,” jelas Ariful.
Menurutnya, wilayah pengeboran tersebut memang masuk dalam kawasan Cebakan Hidrokarbon, sehingga pada pengeboran yang dilakukan pada tahun 2024 lalu tidak mengalami kendala. Namun, dalam kondisi tertentu, jika ada celah yang tidak kuat menahan gas di bawah tanah, maka gas bisa keluar melalui lubang tersebut, menyebabkan semburan air yang bercampur gas, seperti yang terjadi di Sumenep dan beberapa daerah lain di Madura.
Ariful juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan tidak menyalakan api di sekitar lokasi sumur bor guna menghindari potensi kebakaran.
“Kami menyarankan agar dalam proses pengeboran ke depan bisa melibatkan ESDM Jatim, agar kejadian serupa tidak terulang. Sebab, ESDM telah memiliki pemetaan khusus mengenai data tanah dan batuan di Madura,” pungkasnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai potensi bahaya di wilayah tersebut serta langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan agar keselamatan masyarakat tetap terjaga. (Ziyad/Ans)