KARIMATA.NET, SURABAYA – Beberapa hari terakhir, banyak kendaraan mengantri untuk mengisi solar di beberapa SPBU di Madura. Tak sedikit mengeluhkan antrian yang kerap kali terjadi.
Taufiq Kurniawan, Section Head Communication and Relations Pertamina Patra Niaga untuk region Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara), menjelaskan bahwa antrean panjang di SPBU terjadi akibat lonjakan permintaan BBM bersubsidi solar, terutama di sektor sarana prasarana pertanian yang menggunakan solar.
“Lonjakan permintaan ini memicu antrian, namun kami sudah melakukan langkah antisipasi dengan menebalkan stok hingga 4-5 kali lipat dari konsumsi normal,” ujarnya saat on air di Radio Karimata, Jumat (06/09/2024) sore.
Taufiq memastikan bahwa stok BBM di Madura akan aman hingga akhir tahun. Dalam kondisi normal, konsumsi BBM bersubsidi solar mencapai 400 ribu kilo liter setiap harinya.
“Kami menjamin hingga akhir tahun konsumsi solar aman,” tambahnya.
Menanggapi informasi yang beredar terkait volume BBM yang menyusut hingga 70 liter sekali kirim, Taufiq menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan berada di luar batas kewajaran.
“Jika terjadi peningkatan permintaan solar, antrian merupakan hal yang wajar, kalau adanya penyusutan itu tidak benar,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dalam penyaluran BBM bersubsidi agar tepat sasaran. Pemerintah telah menerapkan pembatasan kuota harian untuk setiap kendaraan: 60 liter untuk roda empat, 80 liter untuk angkutan umum, dan 200 liter untuk kendaraan lebih dari roda empat setiap hari.
“Penyaluran BBM tetap mengikuti kuota yang telah diatur oleh Pemerintah, dan setiap daerah memiliki kuota yang berbeda-beda sesuai kebutuhan,” jelas Taufiq.
Pertamina terus berupaya untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tepat dan merata, serta mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM bersubsidi dengan bijak sesuai ketentuan yang berlaku. (Ziyad/Ans)