87 Kasus Dispensasi Nikah di Pamekasan, Mayoritas Lulusan SMP dan Usia 17 Tahun

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Fenomena pernikahan dini masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Pamekasan.

Selama periode Januari hingga Juni 2025, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Pamekasan mencatat sebanyak 87 pengajuan dispensasi nikah telah masuk.

Munapik, Kepala DP3AP2KB Pamekasan, mengungkapkan bahwa hingga tanggal 30 Juni 2025, angka pengajuan tersebut didominasi oleh remaja perempuan.

“Dari total 87 pengajuan, sebanyak 78 orang adalah perempuan, sementara 9 sisanya laki-laki,” kata Munapik saat ditemui di kantornya, Senin (04/08/2025).

Jika dilihat berdasarkan usia, angka tertinggi berada di kelompok usia 17 tahun, yaitu sebanyak 38 kasus (2 laki-laki dan 36 perempuan). Diikuti usia 18 tahun dengan 35 kasus (6 laki-laki dan 29 perempuan). Bahkan, terdapat 3 anak perempuan berusia 15 tahun yang mengajukan dispensasi nikah.

Rincian Usia Pengajuan Dispensasi Nikah (Januari – Juni 2025):

Usia 15 tahun: Perempuan 3

Usia 16 tahun: Laki-laki 1, Perempuan 10

Usia 17 tahun: Laki-laki 2, Perempuan 36

Usia 18 tahun: Laki-laki 6, Perempuan 29

Lebih lanjut, Munapik menjelaskan bahwa dari sisi pendidikan, mayoritas pemohon hanya lulusan SMP, yakni 60 orang (5 laki-laki dan 55 perempuan). Sementara itu, ada 11 orang lulusan SD dan 16 lulusan SMA.

Rincian Pendidikan Pemohon Dispensasi Nikah:

SD: Laki-laki 4, Perempuan 7

SMP: Laki-laki 5, Perempuan 55

SMA: Laki-laki 0, Perempuan 16

“Ini menjadi perhatian serius, karena pernikahan dini berkaitan erat dengan tingkat pendidikan yang rendah, risiko kesehatan reproduksi, serta kerentanan terhadap kekerasan dalam rumah tangga,” tambahnya.

Pihaknya mengaku terus melakukan upaya preventif dengan menggandeng tokoh agama, lembaga pendidikan, dan pengadilan agama untuk mengedukasi masyarakat soal dampak negatif pernikahan dini.

“Kami berharap semua pihak terlibat aktif menekan angka ini. Tidak cukup hanya melarang, tapi perlu pendekatan keluarga dan edukasi yang menyentuh langsung remaja dan orang tua,” tutupnya. (Ziyad/Mel)