KARIMATA.NET, SIDOARJO – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur menyebut saat ini di Jawa Timur sudah mulai memasuki peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Bhilda Maulida, Prakirawan Cuaca BMKG Juanda Sidoarjo menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah di Jatim belum memasuki musim hujan, akan tetapi di akhir September sudah memasuki masa pancaroba.
“Kita prediksi di Jatim bulan November 2024 sudah memasuki awal musim penghujan, tapi ada sebagian yang sudah memasuki awal musim hujan di akhir September, tapi untuk Madura belum masuk musim hujan,” ujarnya saat on air di Dinamika Madura Radio Karimata, Selasa (24/09/2024) pagi.
Ia menyampaikan bahwa penyebab hujan di beberapa wilayah di Jatim termasuk di Madura karena adanya beberapa faktor seperti adanya pola konvergensi dimana analisis angin lapisan 3000 FT pada tanggal 23 September 2024 pukul 00.00 WIB menunjukkan arah angin di wilayah Jawa Timur masih didominasi dari arah Timur – Tenggara, serta adanya pola konvergensi yang menyebabkan terjadi pertumbuhan awan-awan konvektif secara sporadis.
“Selain itu, hujan disebabkan kelembaban udara tinggi serta dalam kondisi lembab dari atmosfer lapisan bawah hingga lapisan atas yaitu berkisar antara 60-100% sehingga suplai uap air berlimpah untuk pembentukan awan hujan,” tegasnya.
Selain dari dua faktor tersebut, penyebab terjadinya hujan dimusim kemarau karena Udara labil dan udara yang lebih hangat dari lingkungannya yang menyebabkan udara mudah terangkat (labil).
“Pada ketinggian tertentu akan berkondensasi menjadi butiran-butiran uap air dan terbentuklah awan hujan,” tambahnya.
Bhilda juga menyebutkan, pada 24 September masih ada beberapa wilayah yang berpotensi hujan karena adanya pertemuan angin.
“Kami juga perkirakan di tanggal 28 – 29 September curah hujan di Jatim meningkat karena adanya gangguan atmosfer gelombang Rossby yang dapat menyebabkan terjadinya hujan, terutama di wilayah yang dilalui oleh gelombang tersebut,” tutupnya. (Ziyad/Mel)