Mengajar dan Bertani, Suwarno Jadikan Jalan Meraih Rezeki dan Berkah

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Tekad kuat untuk menjadi pengusaha di bidang agribisnis membawa Suwarno (33), seorang guru honorer, menapaki jalan yang jarang dilalui rekan seprofesinya.

Menggabungkan pekerjaan mengajar dan bertani, ia memilih menanam melon di kebun miliknya. Bergabung dengan Komunitas Petani Milenial SAKERA Farm, Suwarno melihat peluang besar dalam dunia agribisnis hortikultura, meski tantangannya tidak kecil.

“Kendalanya bukan hanya hama atau cuaca. Voltase listrik yang sering tidak stabil itu mempengaruhi sistem pengairan, padahal tanaman melon sangat bergantung pada irigasi yang lancar,” ungkap Suwarno. 

Namun, dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, ia menghadapi semua hambatan tersebut, berharap kebunnya terus produktif.

Saat ditanya mengapa tidak fokus pada profesi mengajar saja, Suwarno menjelaskan bahwa baginya, mengajar adalah ladang berkah yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

“Untuk nafkah istri dan anak, saya memilih bertani. Ini cukup menjanjikan. Sementara mengajar adalah ibadah yang saya cintai,” jelasnya dengan mantap.

Berbekal modal awal sekitar Rp12 juta, Suwarno menanam 2000 batang melon. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk membeli pupuk, pestisida, dan membayar tenaga kerja, karena perawatan melon memang membutuhkan bantuan orang lain.

Melalui usaha ini, ia mampu menghasilkan sekitar 6 ton buah melon setiap panen. Namun, ia tetap berhati-hati menghadapi risiko bertani, seperti serangan hama dan jamur yang bisa berdampak pada kualitas hasil panen.

Jadwal Suwarno pun sangat padat. Setiap hari ia bangun pagi-pagi sekali, bekerja di kebun dari pukul 06.00 hingga 07.00 sebelum berangkat mengajar ke sebuah lembaga di Kecamatan Pasean.

Sepulang mengajar, sekitar pukul 16.00 hingga 17.00, ia kembali mengurusi kebunnya. Dedikasinya di dunia pertanian ini tidak hanya sebagai sumber nafkah, tapi juga panggilan hati untuk membuktikan bahwa profesi petani juga layak dijalani dan dihargai.

Suwarno pun berpesan kepada generasi muda agar tidak ragu berkarier di bidang pertanian. Menurutnya, dengan kemajuan teknologi saat ini, tantangan di lapangan lebih mudah diatasi, dan pertanian bisa menjadi usaha yang menguntungkan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.

“Saya merasa bersyukur kepada Allah. Berkat doa orang tua dan guru, usaha kami diberikan kemudahan oleh Allah,” tuturnya penuh haru.

Dengan dukungan keluarga dan komunitas, Suwarno kini menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya, membuktikan bahwa bertani bisa sejalan dengan mengajar dalam mewujudkan kesejahteraan dan keberkahan hidup. (Ziyad/Faz)

Check Also

Tinggalkan TPS, 248 Pedagang Pasar Keppo Resmi Menempati Pasar Baru

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Sebanyak 248 pedagang di Pasar Keppo, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, mulai direlokasi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *