Breaking News

MTsN 3 Pamekasan Buka Suara Soal Amplop Infak dan Penamaan Bangunan Ibadah

KARIMATAMEDIA, PAMEKASAN – Polemik amplop infak dan penyebutan bangunan ibadah di MTsN 3 Pamekasan akhirnya diluruskan. Pihak madrasah bersama keluarga besar Pondok Pesantren Sumber Bungur menyampaikan klarifikasi terbuka sebagai bentuk komitmen menjaga transparansi dan memperbaiki alur komunikasi.

Kepala MTsN 3 Pamekasan, Agus Budi Hariyanto, menegaskan tidak ada unsur paksaan dalam penyebaran amplop infak. Madrasah, kata Agus, hanya meneruskan informasi dari panitia pembangunan musala yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ibadah siswa yang terus meningkat. Ia memastikan sumbangan bersifat sukarela dan tidak berdampak pada layanan pendidikan maupun administrasi sekolah.

Agus menyampaikan terima kasih atas perhatian publik dan media. Menurutnya, kritik yang muncul menjadi pengingat bagi madrasah untuk memperkuat pola komunikasi agar tidak muncul kesalahpahaman.
“Ini komitmen kami menjaga transparansi kepada wali murid,” ujarnya, Kamis (11/12/2025).

Baca Juga:  Polres Pamekasan Ringkus Residivis Pelaku Curanmor

Soal berbeda penyebutan antara “masjid” dan “musala”, pihak madrasah menegaskan penamaan resmi Musala Al-Madani, sesuai arahan Pengasuh PP. Sumber Bungur. Kekeliruan dalam undangan sudah dibetulkan, dan informasi tersebut kembali disampaikan kepada wali murid saat pengambilan rapor.

Pengasuh PP. Sumber Bungur, RK. Abdullah Achmad Madani, juga memastikan hubungan kedua lembaga tetap harmonis. Ia menegaskan pesantren sejak awal sudah memberi arahan terkait penamaan musala, dan pihak madrasah kini telah menyatukan pemahaman itu.
“Semua program MTsN 3 kami dukung. Komunikasi selama ini selalu berjalan baik,” tegasnya.

Klarifikasi ini sekaligus menjadi ruang evaluasi bagi madrasah. MTsN 3 berkomitmen meninjau ulang mekanisme penggalangan dana agar lebih selaras dengan regulasi, termasuk memastikan tidak ada pengumpulan donasi melalui wali kelas atau pada momen wajib seperti pengambilan rapor demi menghindari tekanan moral kepada wali murid.

Baca Juga:  PLN Madura Pastikan Listrik Terjamin Saat Hari Pencoblosan Pemilu 2024

Pembangunan Musala Al-Madani merupakan kebutuhan nyata karena kapasitas bangunan lama tidak lagi memadai untuk menampung seluruh siswa saat kegiatan keagamaan. Upaya swadaya masyarakat menjadi solusi cepat, dan melalui klarifikasi ini dipastikan prosesnya lebih terbuka dan sesuai aturan pemerintah.

Dengan langkah terbuka dan komunikasi yang terjaga, MTsN 3 Pamekasan bersama keluarga besar Sumber Bungur menegaskan bahwa polemik ini selesai secara baik dan menjadi momentum memperbaiki tata kelola pendidikan agar lebih rapi, bersih, dan akuntabel. (Ainul/Bam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *