Aktivitas Semeru Stabil, Potensi Lahar Dingin Masih Mengancam

KARIMATAMEDIA, LUMAJANG – Aktivitas Gunung Semeru pasca erupsi hingga Kamis (20/11/2025) pagi masih terus dipantau oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api. Hingga pukul 06.00 WIB, tercatat sebanyak 32 kali gempa guguran usai erupsi yang terjadi Rabu (19/11) siang.

Meski kondisi dilaporkan mulai aman, status Semeru masih bertahan di Level IV atau Awas.

Sugiyono, Petugas Pos Pantau Gunung Semeru saat on air di Karimata Media menyampaikan situasi terkini cenderung stabil namun tetap perlu kewaspadaan tinggi mengingat aktivitas erupsi masih berlangsung dengan interval 10 hingga 15 menit. 

Ia menegaskan, masyarakat di sekitar aliran sungai diminta mematuhi seluruh imbauan dan larangan demi keselamatan bersama.

“Kondisi umum saat ini aman, tapi status masih Awas sehingga masyarakat tetap harus berhati-hati. Letusan masih terjadi, guguran juga masih terpantau, dan potensi bahaya lahar dingin sangat mungkin terjadi jika hujan turun,” ungkap Sugiyono.

Ia menjelaskan, material panas yang tersisa pasca guguran diduga Awan Panas Guguran (APG) masih memiliki suhu tinggi dan dapat membakar tubuh, bahkan meskipun material tersebut sudah tertimbun satu hingga dua bulan. Kondisi cuaca yang mendung membuat potensi banjir bandang lahar dingin semakin perlu diwaspadai karena dampaknya bisa hampir setara dengan awan panas.

“Material yang tersisa itu panasnya luar biasa. Masyarakat jangan sekali-kali mendekat ke area sungai ataupun jalur aliran karena resikonya besar. Bahkan petugas pun harus ekstra hati-hati,” tambahnya.

Dari laporan lapangan, sejauh ini tidak ditemukan korban jiwa. Namun satu orang pengendara asal Kediri mengalami luka bakar akibat tergelincir di Jembatan Gladak Perak atau Curah Kobokan setelah melintas di area yang dipenuhi lumpur panas. Sementara itu, warga yang tinggal dekat bantaran sungai dan jalur awan panas masih bertahan di pengungsian sesuai arahan petugas sebagai langkah antisipasi bencana susulan.

Pengamanan di area rawan diperketat oleh Pol PP, TNI, dan Polri untuk mencegah warga maupun pengunjung nekat mendekati lokasi bencana hanya karena rasa penasaran. Penggantian dan perbaikan Early Warning System (EWS) yang rusak akibat lahar juga sedang dilakukan.

Menurut Sugiyono, tanda-tanda erupsi kali ini sudah terdeteksi sejak tiga hari sebelumnya melalui aktivitas gempa vulkanik dalam yang mendorong material menuju permukaan.

“Kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati saat melintas, mematuhi petugas, tidak masuk area terlarang, dan tidak beraktivitas di kebun atau sepanjang aliran sungai. Material masih sangat panas dan membahayakan,” tegasnya.

Pemantauan berkelanjutan terus dilakukan oleh PVMBG seiring status Awas yang masih berlangsung. Masyarakat diimbau tetap tenang namun waspada, serta selalu mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang. (Ziyad/Ns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *