Breaking News

Posisi Rendah dan Tertutup Mendung Tebal, Hilal Tidak Terlihat di Pamekasan

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kabupaten Pamekasan menyimpulkan, hilal tidak terlihat dari titik pantau di Observatorium Jokotole IAIN Madura pada Minggu (10/03/2024) sore.

H. Hosen, Ketua BHR Pamekasan mengatakan saat ini posisi hilal sangat jauh dibawah batas minimal dari ketentuan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang sudah disepakati untuk menentukan 1 Ramadan di setiap tahunnya.

“Berdasarkan kriteria MABIMS termasuk yang disepakati PBNU untuk menentukan 1 Ramadan, ketinggian hilal minimal 3 derajat dengan elongasi 6 derajat 24 menit, sementara sekarang tingginya hanya 0 derajat dengan elongasi 2 derajat 2 menit 31 detik,” papar Hosen.

Selain ketinggian hilal yang belum memenuhi kriteria, cuaca yang mendung tebal di ufuk barat juga membuat hilal sangat sulit untuk dilihat baik menggunakan teleskop maupun dengan mata telanjang.

Namun sementara untuk hasil resminya kata Hosen, pihaknya mengimbau masyarakat menunggu hasil sidang Isbat dari Kemenag RI berikut dengan pengumuman resminya.

“Kalau misal tidak ada yang melihat, berarti bulan Sya’ban akan diisti’malkan menjadi 30 hari, jadinya 1 Ramadan jatuh pada hari Selasa (12/03/2024),” tambahnya.

Sementara secara terpisah Husnul Maram, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jatim mengatakan, berdasarkan hasil pantauan di 35 titik, hilal tidak terlihat.

Diketahui pemantauan hilal dari Observatorium Jokotole IAIN Madura dihadiri oleh berbagai Ormas, termasuk sejumlah lembaga falakiyah, Kemenag Pamekasan, hingga masyarakat umum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *