Breaking News

drg. Harum Adiba Maknai Hari Ibu sebagai Ruang Refleksi Perempuan

KARIMATAMEDIA,PAMEKASAN – Peringatan Hari Ibu dimaknai secara sederhana namun mendalam oleh drg. Harum Adiba, Sp.KG. Dokter spesialis konservasi gigi ini menilai Hari Ibu bukan sekadar agenda seremonial, melainkan momentum refleksi atas peran utama perempuan sebagai ibu, di tengah kesibukannya menjalani profesi medis di rumah sakit dan klinik pribadi.

Sebagai tenaga kesehatan sekaligus ibu, drg. Harum mengakui tantangan terbesarnya terletak pada manajemen waktu. Meski demikian, ia berkomitmen untuk tetap hadir dan terlibat dalam setiap proses tumbuh kembang anak-anaknya.

“Waktu saya memang terbatas, tapi saya berusaha memaksimalkannya. Saat bertugas, anak-anak tetap dalam pantauan saya, baik lewat telepon maupun komunikasi virtual,” ujarnya saat on air di Radio Karimata.

Baca Juga:  Empat Orang Jadi Korban Robohnya Pagar Lapangan Kerapan Sapi Giling Sumenep, Satu Meninggal Dunia

Ia menambahkan, akhir pekan menjadi waktu khusus yang didedikasikan sepenuhnya untuk keluarga. Pada hari Sabtu dan Minggu, drg. Harum memilih melepas aktivitas profesional dan fokus pada kebersamaan di rumah.

“Akhir pekan adalah waktu keluarga. Saya memasak bersama, berbelanja, dan mengobrol dengan anak-anak agar komunikasi tetap terjaga,” katanya.

Dalam momentum Hari Ibu ini, drg. Harum juga mengenang pesan-pesan almarhumah ibundanya yang hingga kini menjadi pedoman hidup. Pesan tersebut meliputi pentingnya menjaga akhlak, menjadi penyejuk keluarga, bersikap sabar dalam menghadapi kehidupan, serta terus berupaya memberi manfaat bagi sesama.

Baca Juga:  Pasar Kerja Pamekasan Membaik, BPS Catat TPT Turun Jadi 1,33 Persen

“Alhamdulillah, pesan Umi pelan-pelan saya usahakan tercapai. Salah satunya melihat anak saya kini sudah menempuh pendidikan di bangku kuliah,” tuturnya.

Menutup refleksinya, drg. Harum memberikan pesan kepada para ibu, khususnya di wilayah Kalimantan, agar tidak patah semangat menjalani peran keibuan. Menurutnya, menjadi ibu adalah perjuangan jangka panjang dalam membentuk generasi masa depan.

“Jangan berhenti berusaha menjadi ibu yang terbaik. Ibu adalah pendidik utama dan tempat pulang yang paling dirindukan anak,” pesannya.

Ia menegaskan, setinggi apapun karir seorang perempuan, peran sebagai ibu tetap menjadi pondasi utama yang harus dijalani dengan kesabaran dan kejujuran. (Ziyad/Lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *