Breaking News

Pemulihan Aceh Utara Berjalan, Warga Masih Bergelut dengan Lumpur Tebal

KARIMATAMEDIA, ACEH UTARA – Kondisi masyarakat di sejumlah wilayah Aceh berangsur membaik pasca banjir bandang, meski warga masih harus bekerja keras menyingkirkan lumpur tebal yang menutupi rumah dan fasilitas umum hingga 8 Desember 2025.      

Di Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, proses pembersihan mulai dilakukan setelah banjir yang disebut sebagai kejadian terparah dalam 80 tahun terakhir melanda kawasan tersebut.

Seorang warga Baktiya, Jadidan saat on air di Radio Kamata pada senin (08/12/2025), menceritakan bahwa banjir bandang melanda setelah hujan deras mengguyur selama sepekan penuh. Air meluap dari arah hutan setelah bendungan tidak mampu lagi menahan debit air.

“Ketinggian air sampai dada orang dewasa, sekitar satu sampai satu setengah meter. Kami terpaksa mengungsi hampir dua minggu, delapan hari pertama di balai desa sambil masak di dapur umum,” tuturnya.

Baca Juga:  Dua Mobil Terbakar di Pegantenan, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Jadidan menambahkan, rumah-rumah beton sebagian besar masih bisa ditempati, sementara rumah kayu banyak yang terseret arus. 

“Yang selamat itu rata-rata rumah tembok. Rumah kayu di sini banyak sekali yang hanyut. Untungnya air naiknya pagi, jadi kami masih bisa menyelamatkan diri. Tapi tetangga kecamatan lain kena malam hari, banyak korban,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa bantuan baru tiba pada hari ketujuh setelah banjir. 

“Hari ketujuh baru ada bantuan pemerintah, selebihnya mahasiswa dan relawan kirim beras. Hari kedelapan baru dibagi rata, satu KK dapat 2,5 kilo,” jelasnya.  

Menurutnya, kebutuhan pokok seperti beras, telur, minyak, pakaian layak pakai, serta obat-obatan menjadi kebutuhan paling mendesak.

“Pakaian kami rusak semua karena seminggu terendam lumpur. Air bersih juga sulit sekali. Kami terpaksa ambil air tergenang, didiamkan sampai endapannya turun, baru diminum bagian atasnya,” katanya.

Baca Juga:  TIM Gabungan Lakukan Pencarian Nelayan Hilang di Talang Siring Pamekasan

Selain kebutuhan harian, masyarakat juga khawatir akan kondisi pangan jangka panjang. Stok makanan yang masih tersisa di kampung diperkirakan hanya cukup untuk sepekan ke depan.

Sementara dari sektor aksesibilitas, alat berat mulai dikerahkan untuk membersihkan jalan utama di Baktiya sehingga kendaraan bisa melintas. Listrik dilaporkan menyala kembali pada hari kelima meski masih terjadi pemadaman 2–3 jam pada malam hari, sedangkan jaringan komunikasi dan internet dalam kondisi stabil.

“iya kalau dari total 23 kabupaten/kota di Aceh, hanya Kota Banda Aceh yang tidak terlalu terdampak. Wilayah terparah berada di Aceh Tamiang, disusul Aceh Timur, Aceh Utara, dan Pidie Jaya. Tapi untuk di beberapa titik, sisa lumpur pasca banjir,” tutupnya. (Ziyad/Sl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *