KARIMATAMEDIA, SUMATERA BARAT — Sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) masih menghadapi dampak serius bencana banjir bandang (Galodo) dan luapan sungai setelah curah hujan tinggi mengguyur daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Meski Kota Padang dilaporkan aman dan menjadi pusat koordinasi penanganan, kondisi di kabupaten lain jauh lebih memprihatinkan.
Kasatgas Relawan Perti Peduli Bencana Sumbar, Arif Jum’atul Ihsan saat on air di Karimata Media mengungkapkan bahwa distribusi bantuan dan akses menuju daerah terpencil menjadi tantangan utama.
Menurut data terbaru dari pemerintah Provinsi per 08 Desember 2025, korban di Sumbar tercatat 228 orang meninggal, 98 orang hilang, lebih dari 20.604 mengungsi, dan 112 warga luka-luka.
“Padang aman, logistik terpenuhi. Tapi di kabupaten-kabupaten, situasinya berbeda sekali. Banyak akses yang kembali terputus karena debit sungai naik,” ujarnya.
Ia menambahkan, curah hujan tinggi membuat sejumlah jalur yang sempat terbuka kini kembali tidak bisa dilalui.
“Daerah Agam dan Tanah Datar itu yang paling berat. Air naik lagi, jalan yang kemarin bisa dilewati relawan, kini tidak bisa sama sekali,” tuturnya.
Arif menjelaskan, di kawasan Malalo, pendistribusian bantuan terpaksa dilakukan lewat jalur air menggunakan perahu di Danau Singkarak. Sementara di Palupuah, arah Pasaman, dampak kerusakan bahkan disebut sebagai salah satu yang terparah.
“Ada satu sampai dua jorong di Palupuah yang benar-benar kosong. Warganya mengungsi semua karena listrik padam lebih dari seminggu dan akses bantuan terhenti. Mereka juga kekurangan air bersih,” katanya.
Menurutnya, meski kondisi rumah banyak yang tidak lagi layak huni, warga tetap menolak diungsikan jauh ke luar wilayah. Relawan akhirnya mendirikan posko-posko kecil dan warga lainnya memilih menumpang di rumah penduduk sekitar.
“Mereka sudah sangat mengenal wilayahnya. Jadi lebih nyaman tetap di sekitar situ, meski kondisi serba terbatas,” jelas Arif.
Secara keseluruhan, 13 kabupaten/kota di Sumatera Barat terdampak Galodo dan banjir sungai. Di Kabupaten Agam, bencana bahkan memutus total akses menuju Palembayan. Proses pencarian dan evakuasi korban masih terus dilakukan dan diperkirakan berlangsung hingga 10 atau 11 Desember.
Arif menegaskan, para korban yang ditemukan, termasuk yang tertimbun material banjir bandang selama hampir sepekan, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk proses identifikasi lebih lanjut.
“Pencarian tidak akan dihentikan sampai semua laporan warga terverifikasi,” ujarnya. (Ziyad/Mel)
Karimata Media Dinamika Madura