Bengkel Kerja Lapas Pamekasan Jadi Sentra UMKM, Cetak Warga Binaan Mandiri dan Produktif

KARIMATAMEDIA, PAMEKASAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pamekasan, Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, terus membuktikan komitmennya dalam membina dan memberdayakan warga binaan.

Melalui program bengkel kerja dan pembinaan kemandirian, Lapas Pamekasan sukses mengubah ruang pembinaan menjadi sentra produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menghasilkan beragam produk bernilai jual tinggi.

Program ini menjadi wujud nyata transformasi pemasyarakatan, di mana masa hukuman bukan lagi akhir dari segalanya, melainkan awal dari proses pembentukan manusia yang lebih mandiri dan berdaya.

Kepala Lapas Pamekasan, Syukron Hamdani, menegaskan bahwa program bengkel kerja bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan langkah strategis untuk membangun kemandirian warga binaan.

“Fokus utama kami adalah memberikan bekal keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kami ingin, ketika mereka bebas nanti, mereka tidak hanya pulang dengan penyesalan, tetapi dengan kemampuan dan mentalitas wirausaha,” ujarnya.

Melalui pembinaan berkelanjutan ini, Lapas Pamekasan berupaya mencetak warga binaan yang siap bertransformasi menjadi pelaku usaha produktif selepas masa pidananya.

Di bengkel kerja, warga binaan dibekali pelatihan di berbagai bidang sesuai minat dan potensi pasar. Sejumlah produk unggulan hasil karya mereka kini telah dipasarkan, di antaranya:

Kerajinan kayu, seperti miniatur perahu, replika Monumen Arek Lancor, hingga meubel sederhana seperti meja dan kursi.

Layanan jasa, meliputi cuci kendaraan roda dua dan empat yang dikelola secara profesional.

Produk kuliner olahan, mulai dari kue kering, camilan tradisional, hingga minuman herbal yang dikemas higienis dan menarik.

Semua proses mulai dari desain, produksi, hingga pengemasan dilakukan secara gotong royong oleh warga binaan dengan pendampingan petugas. Selain keterampilan teknis, kegiatan ini juga menanamkan rasa tanggung jawab, disiplin, dan kerja sama tim.

Keberhasilan bengkel kerja Lapas Pamekasan tidak lepas dari dukungan lintas sektor, baik dari pemerintah, mitra swasta, maupun masyarakat.

Plh. Kasi Kegiatan Kerja, Fariz, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah memperluas jaringan pemasaran agar produk karya warga binaan dapat bersaing di pasar digital.

“Kami sedang menyiapkan sistem penjualan melalui marketplace, termasuk e-katalog LKPP. Ini penting agar produk warga binaan bisa masuk ke rantai pasok resmi dan dikenal lebih luas,” jelasnya.

Program bengkel kerja Lapas Pamekasan menjadi bukti nyata bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat menebus kesalahan, tetapi wadah pembentukan karakter dan kemandirian manusia.

Dengan semangat kolaborasi dan pembinaan berkelanjutan, inisiatif ini kini menjadi model inspiratif pembinaan narapidana berbasis ekonomi produktif.

“Kami ingin membuktikan bahwa dari balik jeruji besi pun, lahir karya dan semangat baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkasnya.

Lapas Pamekasan melalui bengkel kerja ini tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga harapan baru bahwa setiap manusia memiliki peluang untuk memperbaiki diri dan berkontribusi bagi masyarakat, asalkan diberi kesempatan dan pembinaan yang tepat. (Ziyad/Ain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *