Ketua PC GP Ansor Pamekasan Maltuful Anam

GP Ansor Pamekasan Kecam Trans7, Nilai Tayangan Lukai Dunia Pesantren

KARIMATAMEDIA, PAMEKASAN – Sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi nasional menuai kecaman keras dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Pamekasan. 

Tayangan tersebut dinilai sebagai bentuk keteledoran media yang merugikan dan tidak etis, karena menyudutkan dunia pesantren.

Dalam tayangan tersebut, Trans7 menulis judul “Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok? Kiainya Yang Kaya Raya, Tapi Umatnya Yang Kasih Amplop.”

Ketua PC GP Ansor Pamekasan Maltuful Anam bilang, bahwa pembuat konten media tersebut tampak tidak memahami budaya pesantren, sebuah kegagalan yang berujung pada penyajian konten yang sangat sensitif dan merusak citra.

“Ini adalah keteledoran media yang harus menjadi evaluasi bersama dan tidak perlu diulangi kembali. Hal-hal sensitif yang tidak merugikan masyarakat seharusnya tidak diekspos,” tegasnya.

Menurutnya, pesantren justru berperan besar dalam membangun moral, akhlak, dan integritas generasi bangsa. Lembaga ini telah ada sejak masa Wali Songo dan melahirkan banyak tokoh besar, termasuk Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Mana bisa memimpin negara kalau pesantren gagal? Pesantren itu lembaga pendidikan yang nyata berkontribusi besar bagi bangsa,” tambahnya.

Loara Maltuf juga menyesalkan waktu penayangan program tersebut, yang muncul di tengah duka akibat musibah ambruknya Musala Al-Khoziny yang menelan korban jiwa. Menurutnya, media seharusnya hadir memberi dukungan, bukan memperkeruh suasana dengan narasi yang menyudutkan.

“Saat pesantren sedang berduka, media justru menambah beban dengan konten seperti ini. Harusnya bisa lebih empatik,” ujarnya.

Ansor juga mengingatkan semua media agar menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga. Meskipun pihak Trans7 disebut telah meminta maaf, Ansor menegaskan pentingnya komitmen untuk tidak mengulangi hal serupa.

“Ini menjadi warning bagi semua media agar tidak mendeklarasikan lembaga yang sudah jelas kontribusinya terhadap bangsa,” tandasnya.

Ia menutup dengan seruan agar media memiliki peran positif dalam memperkuat moral bangsa.

“Kita menasehati saja, semoga ini jadi bahan evaluasi bersama. Mari saling mendukung untuk membangun moral bangsa, bukan saling menjatuhkan,” pungkasnya. (Ziyad/Sl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *