KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Lonjakan kasus campak di Kabupaten Pamekasan kian mengkhawatirkan.
Data Dinas Kesehatan per 1 September 2025 mencatat total 360 kasus suspek, dengan 160 dinyatakan positif campak. Kecamatan Proppo menjadi wilayah terbanyak dengan 40 kasus positif, sementara Puskesmas Panaguan mencatat 29 kasus positif termasuk 2 pasien meninggal dunia.
dr. Saifuddin, Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, membenarkan adanya peningkatan signifikan kasus campak yang kini menyebar di sejumlah kecamatan dan desa.
“Dari data terakhir, ada 17 desa yang sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Termasuk di Desa Batukalangan, Bugih, Campor, Dasok, hingga Polagan. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi kami,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sebaran kasus tidak hanya terkonsentrasi di satu wilayah, tetapi merata di hampir seluruh puskesmas. Puskesmas Panaguan menjadi lokasi dengan kasus positif terbanyak mencapai 29 pasien.
Berdasarkan data, Puskesmas Kowel mencatat 26 kasus suspek dengan 13 positif dan 1 pasien meninggal. Sementara Puskesmas Tlanakan melaporkan 36 suspek, 9 positif, dan 1 pasien meninggal. Kasus juga ditemukan di Pademawu dengan 10 positif, Sopa’ah 19 positif, Galis 6 positif, Larangan 6 positif, hingga Batumarmar dengan 11 positif, Puskesmas Pasean suspek 17, positif 2, dan meninggal 2 orang.
“Dengan angka ini, total suspek mencapai 360, dengan 160 positif dan 46 negatif. Sisanya ada yang sembuh dan masih dirawat. Beberapa puskesmas lain juga melaporkan kasus, meski dengan jumlah lebih kecil,” jelasnya.
ia menegaskan, pihaknya kini memperkuat langkah pencegahan melalui imunisasi, penanganan medis cepat, serta sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menyepelekan gejala awal campak.
“Kami mengimbau masyarakat segera memeriksakan anaknya jika muncul gejala seperti demam tinggi, ruam kulit, batuk, pilek, atau mata merah. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih luas,” pungkasnya. (Ziyad/Mel)