Foto: Pengasuh Saat Sambutan (Ist.Karimata.net)

Wisuda Spektakuler ke-18 Dubaja Ibos, Tampilkan Tokoh Dunia hingga Kreasi Santri

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Pondok Pesantren Darul Ulum II Baled Dhajah, Islamic Boarding School “Dubaja Ibos” di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, menggelar wisuda ke-18 dengan konsep spektakuler. Acara yang berlangsung pada Jumat (14/3) ini diikuti oleh 103 peserta dari berbagai tingkatan, yakni TPA, Maktuba, MDTA, Tahfidz, dan STM.

Dubaja Ibos menghadirkan panggung megah dengan tata cahaya yang memukau, menciptakan suasana penuh kemeriahan bagi santri dan tamu undangan. Wisuda kali ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan santri, mulai dari demonstrasi tokoh-tokoh berpengaruh di dunia seperti Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Sina, hingga tokoh nasional seperti Bung Karno, BJ Habibie, Jenderal Sudirman, dan KH Hasyim Asy’ari.

Tak hanya itu, kreasi santri yang dikemas dalam lantunan lagu-lagu islami dan sanjungan untuk para guru semakin menambah kesan emosional dalam acara tersebut.

Sejumlah tokoh penting turut hadir, termasuk Ketua DPRD Pamekasan Ali Masykur, serta anggota DPRD Pamekasan Armidin dan Juma’ah, yang juga merupakan alumni Dubaja Ibos. Sementara dua anggota DPRD lainnya, Munaji dan Abd Rosyid, berhalangan hadir.

Pengasuh Pondok Pesantren Dubaja Ibos, KH Abdus Salam Mulazim Abdul Ghafur, menegaskan bahwa konsep megah dalam wisuda ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebagai bentuk motivasi bagi para santri dan bukti bahwa Dubaja Ibos mampu bersaing di kancah yang lebih luas.

“Sesuai dengan nama ‘Baled’ yang berarti celot (lumpur), dulu mungkin kami bukan siapa-siapa, tetapi hari ini kami membuktikan kepada dunia bahwa Dubaja Ibos bisa,” ujar beliau dalam sambutannya.

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa konsep spektakuler seperti ini sudah dilakukan untuk ketiga kalinya, dengan harapan di tahun-tahun mendatang dapat lebih semarak lagi.

“Kami siap mencetak santri yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.

Wisuda ke-18 Dubaja Ibos ini tidak hanya menjadi ajang kelulusan, tetapi juga bukti nyata bahwa pesantren mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan keilmuan. (Suk/Ain)

Check Also

Disperindag Pamekasan Sidak MinyaKita, Kemasan Botol Hanya 975 ml!

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan menemukan ketidaksesuaian takaran minyak goreng MinyaKita …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *