Hanafi Korwil PKH Jatim 6

Program Makan Lansia Gratis Dikeluhkan, Nasi sering Basi

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Program Bansos Permakanan Lansia  yang digelar oleh pemerintah menuai keluhan dari sejumlah pendengar Radio Karimata FM. Beberapa pendengar melaporkan bahwa makanan yang disediakan bagi para lansia diantarkan sekaligus dalam sehari, menyebabkan makanan tersebut basi dan tidak layak dikonsumsi pada sore hari.

Situasi ini dianggap memprihatinkan, terutama mengingat bahwa program tersebut ditujukan untuk mendukung kesejahteraan lansia, yang merupakan kelompok rentan.

Menanggapi hal tersebut, Hanafi Korwil PKH Jatim 6 mengatakan Program permakanan lansia di Pamekasan terbagi menjadi dua bagian diantaranya permakanan lansia yang bersumber dari APBD yang menjadi program prioritas oleh Pemerintah daerah sejak 2021 lalu, namun di tahun 2022 terdapat Program Bansos Permakanan Lansia dari Kementerian Sosial.

“Memang kalau permakanan lansia yang khusus daerah diantar dua kali sehari, tapi kalau dari pusat memang diantantar satu kali sehari sesuai dengan mekanisme dan ongkos kirim yang ada, namun meski begitu berdasarkan kajian diupayakan layak konsumsi,” ujarnya kepada Jurnalis Karimata, Jumat (28/06/2024) siang.

Hanafi mengatakan bahwa Program Bansos Permakanan Lansia yang sering dikeluhkan masyarakat merupakan program dari Kementerian Sosial dan bukan program dari pemerintah kabupaten Pamekasan. 

“Namun di lapangan terkadang lansia itu berbeda-beda, kadang ada lansia tidak mau kalau tidak berkuah,” tegasnya.

Atas keluhan tersebut pihaknya akan melakukan pengecekan untuk dilakukan evaluasi. Sementara untuk menu yang disiapkan harus mengandung unsur Karbohidrat, Hewani Sayur, buah dan air mineral.

“kalau menu tiap hari diupayakan harus berbeda, tapi yang harus ada itu Karbohidrat, Hewani, Sayur Buah dan air mineral,”katanya.

Dirinya Menyebutkan, jumlah penerima permakanan lansia yang dari Kementerian sosial di tahun 2024 berkurang dibandingkan dengan tahun 2023 lalu karena terkendala anggaran.

“Biaya Pengantarannya itu hanya Rp 2.000, sehingga yang mengantar itu juga sebagai relawan bukan bisnis to bisnis tapi gotong royong, tahun 2024 ini jumlah penerima permakanan lansia ada sekitar 900san orang,” tambahnya.

Hanafi menyebutkan, anggaran sekali makan sekitar Rp 10.000 dengan biaya pengantaran Rp 1000, pada tahun 2023, namun di tahun 2024 terdapat penyesuaian anggaran per porsi dijatah Rp 15.000.

“Penerima itu harus masuk data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena data langsung dari pusat berdasarkan usulan dari pemerintah desa/ kelurahan, syarat menerima harus lansia dan sebatang kara,”tutupnya (Ziyad/Suk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *