BPJS Kesehatan Pamekasan Dorong Penanganan Gawat Darurat JKN dengan Konsep “Zero Delay” dan Patient Safety

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BPJS Kesehatan Pamekasan menggelar sosialisasi bertajuk “Kegawatdaruratan JKN yang Cepat dan Tepat dengan Konsep Patient Safety” yang dikemas dalam acara gathering media, Sabtu (22/6/2025).

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Dr. Andy Eka Bachtiar, M.Kes, Kepala Bidang Medik & Keperawatan RSD dr. H. Moh. Noer Pamekasan. Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa penanganan kegawatdaruratan harus cepat, tepat, dan tetap menjunjung prinsip keselamatan pasien.

“Pelayanan kegawatdaruratan adalah ujung tombak dalam menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan. Dalam JKN, prinsip Zero Delay in Emergency Response wajib dipegang artinya tidak boleh ada hambatan administratif maupun teknis ketika menangani pasien gawat darurat,” tegasnya.

Baca Juga:  Korban Intimidasi Oknum PKL di Pamekasan Akan Melapor Ke Polisi

Namun, menurutnya, kecepatan saja tidak cukup. Penanganan yang terburu-buru tanpa prosedur keselamatan bisa beresiko fatal.

Cepat itu penting, tapi harus aman. Kita tidak boleh menimbulkan risiko baru saat menyelamatkan pasien. Maka prinsip Patient Safety menjadi keharusan,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, disampaikan pula pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai definisi kegawatdaruratan dalam sistem JKN, termasuk alur rujukan, mekanisme klaim, serta sistem triase yang berlaku.

“Kita pakai prinsip triage, yakni sistem seleksi berdasarkan tingkat ancaman jiwa. Ada yang harus ditangani dalam hitungan menit, jam, hingga kasus trauma ringan. Semua harus tepat prioritasnya,” jelas Dr. Andy.

Baca Juga:  Ketua Takmir Masjid Jamik Pamekasan Dukung Pembatasan Pengeras Suara Selama Ramadan 1445 H.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara rumah sakit, puskesmas, BPJS Kesehatan, dan media. Kolaborasi itu menjadi kunci agar semua pasien tertangani optimal, tanpa harus menumpuk di rumah sakit.

“Kalau puskesmas bisa menangani, jangan semua dilempar ke RS. Ini soal efisiensi dan distribusi layanan,” ujarnya.

Sosialisasi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa keberhasilan penanganan kegawatdaruratan bergantung pada sistem yang responsif, penggunaan teknologi, dan komitmen kolektif terhadap keselamatan pasien.

“Dengan menerapkan Zero Delay yang dibarengi Patient Safety, kita membangun sistem yang andal, responsif, dan lebih manusiawi,” pungkas Dr. Andy. (Ziyad/Lum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *