Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, dr Syaifuddin (Doc - Karimatafm)

Angka Persalinan Operasi Sesar di Pamekasan Masih Tinggi, Dinkes Dorong Peluang Persalinan Normal

KARIMATAMEDIA, PAMEKASAN – Angka persalinan dengan metode operasi sesar (SC) di Pamekasan masih terbilang tinggi dibandingkan persalinan normal. Kondisi ini menjadi perhatian tenaga kesehatan untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya proses persalinan normal.

Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, dr Syaifuddin mengatakan, hingga Oktober 2025 tercatat 11.390 ibu melahirkan di seluruh fasilitas kesehatan di Pamekasan dari total rata-rata 16 ribu persalinan tiap tahun.

“Persalinan secara normal tercatat sebanyak 8 ribu lebih atau sekitar 70 persen, sementara operasi sesar mencapai 3.297 atau 29 persen, dan persalinan dukun ada 17 kasus atau 0,2 persen,” ujarnya saat on air di Karimata Media.

Menurutnya, angka operasi sesar di Pamekasan masih cukup tinggi, mencapai 29 persen, sementara standar ideal yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) berada pada kisaran 15 hingga 18 persen. Dari catatan Dinkes Pamekasan, penyebab tertinggi tindakan SC adalah bekas sesar (BSC) dengan persentase mencapai 48 persen.

“Selain itu, kasus preeklampsia (PE) tercatat sebesar 12 persen, disusul prolonged labor dan cephalopelvic disproportion (CPD) yang masing-masing mencapai 8,5 persen, kelainan letak janin 5,7 persen, serta plasenta previa sebesar 5,6 persen,” jelasnya.

Ia menambahkan, kasus ketuban pecah dini (KPD) berada di angka 4 persen, kehamilan lewat waktu (post date pregnancy) sebesar 3,4 persen, gangguan jantung ibu 2,2 persen, dan infeksi pada ibu 2,1 persen.

“Sebagian masyarakat juga masih memilih SC karena alasan sosial, seperti menentukan waktu kelahiran atau menghindari rasa sakit saat melahirkan,” Jelasnya.

Menurutnya, tidak ada tindakan SC jika peluang melahirkan normal masih ada. Tekanan darah ibu juga perlu dicek terlebih dahulu, dan selama bisa terkontrol maka operasi tidak diperlukan. Saat ini, beberapa rumah sakit di Pamekasan telah berkomitmen untuk memberi peluang lebih besar agar persalinan dapat dilakukan secara normal.

Data yang diperoleh Karimata, angka dan biaya tindakan SC yang diklaimkan tujuh RS ke BPJS Kesehatan pada periode Januari-Agustus 2025.

  1.   RS Larasati: 1.007 kali SC: total klaim Rp4,9 miliar.
  2.   Kusuma Hospital: 651 kali SC: total klaim Rp3,1 miliar.
  3.   RS M Noer: 367 kali SC: total klaim Rp1,9 miliar.
  4.   RSIA Puri Bunda: 263 kali SC: total klaim Rp1,4 miliar.
  5.   RSUD Smart: 238 kali SC: total klaim Rp1,3 miliar.
  6.   RSUD Waru: 50 kali SC: total klaim Rp234 juta.
  7.   RSIA Mukti Husada: 5 kali SC: total klaim Rp26 juta. (Anisa/Suk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *