KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Kasus bullying disertai kekerasan berupa pemukulan yang dilakukan siswi Berinisial P kepada S di SMPN 2 Pademawu, Pamekasan, terus menjadi sorotan publik.
Peristiwa yang terjadi di ruang kelas tersebut viral di media sosial dan memicu keprihatinan berbagai pihak.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Pamekasan, Jamil, menilai kasus tersebut menjadi alarm bagi dunia pendidikan, khususnya para pendidik, untuk memberikan perhatian ekstra kepada perilaku siswa di sekolah.
“Anak-anak sekarang perilakunya sudah begitu mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian sungguh-sungguh dari para pendidik, sehingga kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali,” ujarnya.
Jamil menegaskan, potensi terjadinya bullying bisa muncul ketika kelas kurang mendapatkan pengawasan, misalnya dalam kondisi kosong atau tidak ada guru yang mengajar. Situasi seperti itu,bisa memberi peluang munculnya perilaku negatif di kalangan siswa.
“Sedikit pun jangan ada peluang kelas dalam posisi kosong tanpa orang dewasa. Itu yang harus menjadi perhatian pertama,” tegasnya.
Ia juga meminta sekolah menjatuhkan sanksi sesuai tata tertib, sekaligus mengkomunikasikan aturan tersebut kepada orang tua. Tujuannya agar semua pihak waspada dan terlibat dalam mencegah peristiwa serupa.
“Yang terlibat harus kena sanksi sesuai aturan sekolah. Tata tertib itu sudah disosialisasikan dan harus dikomunikasikan dengan para orang tua. Kita berharap semua pihak, baik sekolah maupun orang tua, agar kasus seperti ini tidak sampai berlanjut ke ranah hukum,” tambahnya.
Jamil mengingatkan bahwa selain faktor kelalaian pengawasan, media sosial juga berpotensi memicu kasus bullying, baik karena ingin membuat konten maupun memanfaatkan momen tertentu. Ia menegaskan, hal ini harus menjadi perhatian bersama demi terciptanya lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif. (Ziyad/Ans)