KARIMATA.NET, JAWA TIMUR – Beredar pesan broadcast di media sosial yang menyebut cuaca dingin belakangan ini terjadi akibat fenomena Aphelion, yakni saat posisi Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Pesan tersebut menyebar luas dan menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.
Secara ilmiah, Aphelion memang merupakan fenomena astronomis tahunan yang umumnya terjadi pada bulan Juli. Pada saat itu, jarak Bumi dengan Matahari mencapai sekitar 152 juta kilometer. Namun, peningkatan jarak ini hanya mengurangi energi matahari sekitar 7 persen dan tidak cukup kuat memengaruhi suhu secara signifikan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo menjelaskan bahwa suhu dingin yang dirasakan saat ini lebih disebabkan oleh angin monsun Australia yang bertiup membawa udara kering dan dingin ke wilayah Indonesia. Kondisi ini umum terjadi selama musim kemarau dan dikenal dengan istilah bediding, yaitu penurunan suhu udara pada malam hingga dini hari.
Fenomena ini bersifat musiman dan bukan hal baru bagi wilayah Indonesia. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan, tanpa perlu panik terhadap informasi yang belum terverifikasi secara ilmiah. (Bam)