KARIMATA.NET, SUMENEP – Sebuah kapal yacht “Australian” asal Australia mengalami mesin mati dan terdampar di perairan Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep. Kejadian ini terjadi pada Rabu (29/01/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, sekitar 100 meter dari pantai.
Plt Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti menjelaskan, kejadian bermula pada pukul 12.05 WIB ketika masyarakat yang sedang menyebrang menuju Pulau Giliyang melihat sinyal suar sebanyak lima kali dari kapal yang tidak diketahui identitasnya.
“Kapal tersebut terombang-ambing di laut akibat mesin mati, sementara kondisi cuaca yang buruk membuat kapal-kapal kecil enggan mendekat untuk memberikan bantuan,” jelasnya melalui keterangan tertulis yang diterima tim Gatekeeper Radio Karimata.
Upaya evakuasi pertama dilakukan oleh Perangkat Desa Banraas menggunakan kapal taksi KM. Sriwijaya. Namun, ombak yang tinggi menghalangi kapal tersebut untuk mendekati yacht. Seiring waktu, kapal semakin mendekati karang dangkal dan hampir kandas. Melihat kondisi yang memburuk, warga setempat akhirnya berinisiatif mengevakuasi dua awak kapal menggunakan jerigen dan pelampung.
Dua awak kapal yang berhasil diselamatkan adalah Watt Peter John (lahir 9 Juli 1961) dan Delves Catherine Winifred (lahir 30 Juni 1963), keduanya berkewarganegaraan Australia.
“Mereka sementara ditampung oleh seorang warga Pulau Giliyang yang memahami bahasa Inggris, Harianto Hari, di Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek. Kedua korban mengalami trauma akibat kejadian tersebut dan membutuhkan waktu untuk beristirahat,” terangnya.
Yacht “Australian” diketahui berangkat dari Australia menuju Kupang, NTT, kemudian melanjutkan perjalanan ke Bali dan Kalimantan sebelum mengalami insiden di perairan Sumenep. Kapal ini dimiliki oleh Watt Peter John dengan tujuan wisata.
Akibat kejadian ini, kapal yacht beserta seluruh isinya mengalami kerusakan berat dengan estimasi kerugian mencapai Rp 8 miliar. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Pihak kepolisian perairan bersama tim SAR gabungan dari Ditpolairud Polda Jatim, Satpolairud Polres Sumenep, BASARNAS, BPBD Sumenep, serta komunitas nelayan setempat segera melakukan upaya pencarian dan evakuasi sesuai prosedur yang berlaku. Selain itu, koordinasi dengan Basarnas Pos SAR Sumenep, KSOP Kelas IV Kalianget, serta Polsek Dungkek juga dilakukan untuk penanganan lebih lanjut.
“Proses penyelamatan tidak berjalan mudah mengingat kondisi cuaca yang buruk dengan hembusan angin mencapai 18-23 knot dan gelombang setinggi 1-2 meter. Meskipun demikian, berkat kerja sama masyarakat dan aparat terkait, kedua WNA berhasil diselamatkan dengan selamat,” tutupnya. (Ainul/Lum)