Pemukulan Gong Bertanda Dimulainya Festival Tari Unggulah Oleh PJ Bupati Pamekasan

Menghidupkan Budaya, Festival Topeng Ghettak dan Tari Ronding Sambut Hari Jadi Pamekasan

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Pemerintah Kabupaten Pamekasan memperingati Hari Jadi ke-494 dengan menggelar berbagai event, salah satunya Festival Tari Unggulan Topeng Ghettak dan Tari Ronding. 

Festival ini berlangsung pada 29-30 Oktober 2024 di Lapangan Nagara Bhakti, Pamekasan, dan secara resmi dibuka oleh Penjabat (PJ) Bupati Pamekasan, Masrukin, S.Sos., M.Si., dengan simbolis pemukulan gong pada Selasa (29/10/2024) Pagi.

Masrukin menjelaskan bahwa festival ini bukan hanya hiburan, tetapi menjadi bentuk upaya melestarikan seni budaya lokal.

 “Kegiatan Festival ini sengaja dilakukan untuk melestarikan kesenian unggulan Kabupaten Pamekasan, yang memiliki nilai filosofis perjuangan masyarakat dalam melawan penjajahan Belanda. Tari Topeng Ghettak dan Tari Ronding ini bahkan telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek RI pada 31 Agustus 2023,” ungkapnya.

Tari Topeng Ghettak, yang mendapat hak cipta sebagai warisan khas Pamekasan, memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak 2005. Meskipun sempat vakum, seni ini kini kembali hidup pada tahun 2024 sebagai simbol kebangkitan budaya.

 “Ini adalah perjalanan panjang sejak tahun 2005 lalu dan sempat vakum, tapi alhamdulillah tahun ini bisa kita hidupkan kembali,” lanjut Masrukin dengan penuh syukur.

Selain itu, PJ Bupati juga menekankan pentingnya terus menghadirkan seni khas Pamekasan di setiap kegiatan resmi daerah sebagai upaya menjaga eksistensinya di era modern.

 “Kami menginginkan, kesenian yang ada di Pamekasan tidak punah tergerus zaman yang serba modern. Pemkab akan terus menghadirkan tari-tarian khas Pamekasan di setiap ada kegiatan,” tegasnya.

Pada festival ini, Tari Topeng Ghettak diikuti oleh 128 siswa SMP dan sanggar-sanggar seni, sementara Tari Ronding, yang merupakan drama tari komedi, diikuti oleh sekitar 200 siswa SD di Pamekasan. Tari Ronding sendiri dikenal sebagai tarian yang menggambarkan baris-berbaris ala pasukan masa penjajahan Belanda dengan gerakan yang komikal dan penuh makna.

Sejarah Topeng Ghettak juga memiliki nilai unik. Awalnya bernama Tari Klonoan, tarian ini menggambarkan sosok Prabu Baladewa dalam lakon Topeng Dhalang Madura. Nama “gethak” berasal dari suara instrumen kendang yang mengiringi tari ini, “gen, gen, tak.”

“ Jadi Festival Tari Unggulan ini tidak hanya menjadi panggung budaya, tetapi juga menyatukan masyarakat untuk merayakan keberagaman dan kekayaan seni khas Pamekasan, sekaligus membangkitkan rasa cinta dan bangga pada warisan leluhur,” tutupnya. (Ziyad/Sol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *