Foto: Bea Cukai Madura

Marak Modus Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai Madura, Masyarakat Diminta Lebih Waspada

KARIMATAMEDIA, PAMEKASAN – Upaya mengantisipasi berbagai macam modus penipuan, Bea Cukai Madura melakukan sosialisasi guna mengedukasi masyarakat ditengah maraknya modus penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai.

Pejabat Fungsional Ahli Pertama Bea Cukai Madura, Aswad menjelaskan, penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai saat ini memiliki banyak pola. Mulai dari modus lelang fiktif, barang kiriman yang diklaim tertahan, belanja online harga miring, hingga komunikasi melalui media sosial yang berujung permintaan transfer.

“Biasanya pelaku ini memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat. Ada yang mengaku barangnya tertahan di Bea Cukai, ada juga modus tagihan pajak padahal semuanya tidak benar,” terangnya saat Talkshow di Dinamika Madura Karimata, Kamis (27/11/2025) siang.

Menurut Aswad, Bea Cukai tidak pernah menggunakan nomor pribadi dalam hal pembayaran, dan seluruh pembayaran resmi hanya melalui mekanisme yang telah ditentukan negara. 

“Sebenarnya yang paling penting itu jangan panik, jangan langsung transfer. Silakan konfirmasi melalui kanal resmi kami, salah satunya 1525. Itu layanan bebas pulsa yang dikelola langsung pusat, aktif 24 jam,” ujar Aswad.

Lebih lanjut, pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat memeriksa keaslian e-mail, resi pengiriman, hingga mengakses situs resmi.

“Kalau bicara lelang, langsung saja cek di lelang.go.id. Untuk barang kiriman, bisa dicek di aplikasi Bravobeacukai atau melalui kantor pos. Jangan percaya kalau ada yang minta uang lewat rekening pribadi,” tegasnya.

Aswad juga membeberkan ciri-ciri modus penipuan yang sering digunakan pelaku. Mulai dari klaim barang ditahan, pesan dari nomor tidak dikenal, permintaan transfer cepat, hingga ancaman mendatangi pembeli dengan dalih aparat.

“Ciri-cirinya rata-rata sama, bahkan sampai mengancam akan didatangi polisi. Itu sudah jelas penipuan. Jadi pastikan cek dulu ke kanal resmi kami,” imbuhnya.

Aswad kembali menegaskan bahwa edukasi publik terus dilakukan Bea Cukai, termasuk lewat Kelas Cukai yang rutin digelar minimal setiap tiga bulan untuk 50 peserta. Ia berharap masyarakat tidak mudah tergiur harga murah atau janji manis pelaku penipuan.

“Intinya harus cerdas. Jika ragu, langsung konfirmasi. Jangan sampai jadi korban karena terburu-buru,” pungkasnya. (Ayu/Bam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *