Breaking News

Puluhan Siswa di Pamekasan Sempat Alami Keluhan Usai Makan MBG, Kini Sudah Pulih

KARIMATAMEDIA,PAMEKASAN – Puluhan siswa di salah satu lembaga pendidikan di Pamekasan sempat mengalami keluhan mual dan muntah usai mengkonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (6/11/2025).

Meski sempat menjalani perawatan di Puskesmas, seluruh siswa kini sudah dinyatakan sehat dan beraktivitas seperti biasa.

Moh. Dahri  Kepala Sekolah MTs Al Ula 1 Sumber Baru, Blumbungan Larangan Pamekasan menjelaskan, makanan MBG tiba di sekolah sekitar pukul 07.00 pagi, kemudian dibagikan dan dimakan oleh siswa sekitar pukul 09.30. Hingga siang hari tidak ada tanda-tanda gangguan kesehatan dari para siswa.

“Siswa kami itu, kaitannya dengan MBG, makanannya datang jam 07.00 pagi dan dimakan jam 09.30. Sampai jam 13.00 belum ada kejadian apa-apa. Baru sekitar jam 17.00 ada kabar beberapa siswa mengalami sakit setelah rujakan bersama, mungkin karena makanan pedas,” jelasnya kepada Karimata Media.

Ia menambahkan, total siswa penerima MBG di lembaganya sebanyak 394 orang, dan yang mengalami keluhan mencapai 29 siswa, namun hanya 17 orang yang muntah-muntah. Semua siswa tersebut langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.

“Sekitar jam 19.30 dibawa ke Puskesmas untuk memastikan kondisi anak-anak. Jam 21.30 mereka sudah dipulangkan dan alhamdulillah pagi tadi semuanya sudah sehat, bahkan ikut bersih-bersih pondok seperti biasa,” tambahnya.

Terkait informasi adanya siswa yang meninggal dunia, pihak sekolah menegaskan bahwa peristiwa tersebut tidak ada kaitannya dengan program MBG. Siswa yang meninggal diketahui sudah pulang ke rumah lebih dari sepuluh hari sebelumnya karena sakit.

“Yang meninggal itu bukan karena makanan MBG. Dia sudah pulang sekitar 10–15 hari sebelumnya karena sakit ambeien, lalu dirawat di rumah dan sempat dirujuk ke rumah sakit dengan diagnosa TBC. Jadi kejadiannya berbeda,” tegasnya.

Sementara itu, Ahmad Munawir, penanggung jawab atau PIC mitra MBG di Blumbungan, menyampaikan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan dan laboratorium untuk memastikan penyebab keluhan siswa.

“Kami masih menunggu hasil lab. Tapi berdasarkan waktu kejadian, saya yakin bukan karena makanan kami. Makanan disajikan jam 09.30, sementara keluhan muncul sekitar jam 17.00 sore. Jadi selang waktunya cukup jauh,” ujarnya.

Munawir juga meluruskan kabar yang beredar di masyarakat tentang adanya korban meninggal akibat MBG. Ia menegaskan, tidak ada hubungan antara program MBG dengan siswa yang meninggal tersebut.

“Isu soal siswa meninggal itu tidak benar. Yang bersangkutan sudah pulang ke rumah 15 hari sebelum kejadian karena sakit, jadi tidak ada kaitannya dengan makanan MBG,” tegas Munawir.

Adapun jumlah penerima program MBG di yayasan tersebut mencapai 3.880 siswa, dengan menu pada hari kejadian berupa ayam bumbu rendang, tumis labu siam, nasi putih, tahu goreng, anggur, dan susu Indomilk. (Ziyad/Ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *