KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu prioritas nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas.
Dalam upaya memastikan program tersebut berjalan aman dan berkualitas, Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan menekankan pentingnya peran SPPG (Satuan Pelayanan Pengolahan Gizi) sebagai ujung tombak penyediaan makanan sehat bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan dr. Saifuddin, M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan, bersama Achmad Syamlan, S.KM., M.Si selaku Kabid Kesehatan Masyarakat, dalam program Kedai Karimata yang disiarkan langsung di Radio Karimata.
“SPPG harus memenuhi standar kesehatan dan sanitasi. SDM-nya harus terlatih, sarana dan prasarana sesuai SOP, hingga hasil makanan yang diuji laboratorium. Kalau semua terpenuhi, baru bisa dikatakan layak konsumsi dan bergizi,” jelas dr. Saifuddin.
Sementara Achmad Syamlan Kabid Kesehatan Masyarakat, menambahkan bahwa ada tiga tahapan penting dalam penilaian SPPG diantaranya, Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), dengan nilai minimal 80 agar dinyatakan memenuhi syarat. Penyuluhan Keamanan Pangan, minimal 50 persen tenaga pengolah sudah memahami cara pengolahan pangan yang aman dan Uji Laboratorium Sampel Makanan dan Air, untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteriologis maupun kimiawi.
“Kami ingin pastikan makanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah benar-benar aman. Mulai dari cara masak, penyimpanan, hingga waktu konsumsi maksimal empat jam setelah makanan disajikan. Kalau lewat, bisa berisiko menimbulkan pertumbuhan bakteri,” ujar Syamlan.
Dinkes Pamekasan mencatat, hingga saat ini terdapat 68 SPPG terdaftar, dengan 45 unit yang aktif beroperasi, 8 sudah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), serta 18 lainnya sedang dalam proses verifikasi.
Ia juga menegaskan bahwa Dinas Kesehatan bukan satu-satunya pelaksana program ini.
“Kami ini bagian dari Satgas, bertugas memberi pembinaan dan pengawasan dari aspek kesehatan. Pendirian SPPG bisa dilakukan siapa saja, asalkan memenuhi syarat sanitasi dan kelayakan,” tuturnya.
Dinkes mengingatkan masyarakat agar makanan dari program MBG tidak dibawa pulang atau disimpan terlalu lama. Makanan yang tidak dikonsumsi dalam batas waktu aman bisa menjadi sumber keracunan.
“Kami minta semua pihak saling mendukung mulai dari sekolah, relawan, hingga orang tua agar anak-anak kita makan di tempat dan dalam kondisi yang masih layak konsumsi,” tutup dr. Saifuddin.
Melalui edukasi dan pengawasan berkelanjutan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan berharap pelaksanaan program MBG dapat benar-benar memberikan manfaat kesehatan dan gizi yang optimal bagi masyarakat. (Ainul/Yd)
Karimata Media Dinamika Madura