KARIMATA.NET, SUMENEP – Sebanyak 40 pasang sapi hias memeriahkan Karapan Sapi Hias atau Sapi Tangghek di Desa Langsar Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Tradisi tahunan ini bukan hanya hiburan rakyat, tetapi juga digarap sebagai media edukasi bagi generasi muda.
Kepala Desa Langsar, Didik Supriono, menyebut kehadiran mahasiswa Himpunan Mahasiswa Peternakan Universitas Madura (Unira) menjadi bukti nyata bahwa budaya dapat dipadukan dengan dunia pendidikan. Menurutnya, hal ini penting agar anak muda tetap terhubung dengan akar budayanya.
“Tradisi ini sudah menjadi identitas adat kami. Saya berharap anak muda dan dunia pendidikan ikut menjaga serta melestarikannya. Apalagi hanya Unira yang punya jurusan peternakan di Madura, ini peluang besar untuk mengembangkan tradisi dengan sentuhan akademis,” ujarnya.
Rozak, perwakilan Himapet Unira, menegaskan kehadiran mahasiswa di ajang ini sebagai bagian dari program turun lapang.
“Kami ingin generasi muda melihat langsung, memahami, dan mencintai tradisi sapi tangghek ini. Harapannya, budaya ini makin dikenal luas dan tetap lestari di tengah perkembangan zaman,” tegasnya.
Dalam perlombaan, sapi-sapi dilepas dari arah timur ke barat sambil diiringi musik tradisional Saronen. Selain menjaga warisan budaya, ajang yang rutin digelar tiga kali dalam setahun ini juga mempererat silaturahmi antarwarga sekaligus menjadi ruang belajar bagi anak muda tentang arti penting tradisi. (Fauzi/Suk)
Karimata Media Dinamika Madura