KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Pemerintah Kabupaten Pamekasan akan memulai imunisasi tambahan bagi balita dan anak usia sekolah untuk menekan kasus campak yang semakin merebak di wilayah setempat. Langkah ini ditempuh setelah capaian imunisasi dinilai belum maksimal.
Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, dr. Saifuddin menyebut capaian imunisasi campak di Pamekasan baru mencapai sekitar 80–85 persen, sehingga masih ada sekitar 20 persen anak yang belum mendapatkan perlindungan.
“Makanya ini yang kita diskusikan, kira-kira apa langkah berikutnya supaya masyarakat mau imunisasi. Kalau untuk fasilitas kesehatan kita siap, baik layanan pertama maupun rujukan. Tapi masalah mendasarnya ada pada cakupan imunisasi,” jelasnya.
Ia mengatakan, tantangan terbesar masih berada di kantong-kantong pondok pesantren. Banyak wali santri yang enggan anaknya diimunisasi karena khawatir efek samping maupun status halal.
Menurut Saifuddin, Bupati Pamekasan sudah menginstruksikan agar penanganan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, tetapi juga melibatkan camat, tokoh masyarakat, hingga pengasuh pesantren. Bahkan UNICEF menawarkan pelatihan komunikasi efektif untuk mendekati kelompok masyarakat yang masih menolak.
“Sebetulnya kan status halalnya sudah jelas, efek sampingnya juga bisa dijelaskan. Tinggal apa sebenarnya alasan mereka tidak mau, itu yang akan kita jawab bersama,” terangnya.
Ia juga menegaskan, Pamekasan kini menjadi daerah dengan kasus campak terbanyak kedua di Jawa Timur setelah Sumenep. Beberapa kematian yang terjadi bukan hanya karena campak, tetapi dipengaruhi faktor gizi buruk serta imunisasi yang tidak tuntas.
“Anak-anak kita harus diwaspadai, terutama gizi buruk. Jadi selain imunisasi, perhatian pada gizi juga harus lebih intensif,” tambahnya.
Sasaran imunisasi tambahan kali ini mencapai sekitar 53 ribu anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Imunisasi akan dilakukan di Posyandu, sekolah, dan fasilitas layanan kesehatan, serta memanfaatkan momen keramaian dengan dukungan TNI dan Polri.
“Kita berangkat dari edukasi, pencegahan, pengobatan, hingga rehabilitasi. Tidak ada batasan untuk vaksin tambahan ini, semua balita yang sudah pernah vaksin campak pun akan tetap kita sisir supaya tidak ada yang lolos,” pungkasnya. (Ziyad/Ag)
Karimata Media Dinamika Madura