Breaking News
Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman Saat Memberikan Sertifikat Guru Ngaji kepada Napi.

31 Napi Lapas Kelas II A Pamekasan Raih Gelar Guru Qur’an

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Sebanyak 31 Narapidana di Lapas Kelas II A Pamekasan kini resmi menyandang predikat guru mengaji. Mereka dinyatakan lulus program Qurana setelah melalui proses pembelajaran berbulan-bulan, dan berhak mengantongi sertifikat pengajar Al Qur’an.

Kepala Lapas Pamekasan, Syukron Hamdani menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian warga binaan agar tetap bermanfaat, baik selama berada di Lapas maupun saat kembali ke masyarakat.

“Dari 39 peserta, 31 orang berhasil diwisuda, sementara 8 lainnya sudah bebas. Mereka yang lulus punya kewajiban tidak hanya berhenti di seremoni, tapi mengajar di blok masing-masing dan mencetak guru Qur’an baru. Prinsipnya, guru Qur’an mencetak guru Qur’an,” tegas Syukron.

Ia menambahkan, program ini akan terus digerakkan bersama Qurana Foundation Indonesia. Dengan begitu, pembinaan warga binaan tidak hanya soal disiplin, tetapi juga spiritual yang berkelanjutan.

Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman yang hadir dalam acara wisuda, memberikan apresiasi tinggi. Ia menyebut program ini sangat menyentuh dan layak diperluas.

“Ini sangat bagus untuk peningkatan kualitas warga binaan. Bahkan kalau memungkinkan, mereka juga diarahkan menghafal Al-Qur’an. Nanti nama-nama mereka akan kami masukkan ke komunitas Tahfidz di Pamekasan, supaya bakat ini tidak hilang,” jelasnya.

Sementara itu, Bendahara Qurana Foundation Indonesia, Siti Halilah, menuturkan bahwa pelatihan di Lapas memang memiliki tantangan tersendiri. Meski demikian, para warga binaan menunjukkan semangat tinggi dalam belajar.

“Prosesnya hampir tujuh bulan karena keterbatasan waktu di dalam Lapas. Tantangannya beda, harus melalui prosedur ketat, tapi ustaz-ustazah dengan sabar membimbing. Banyak yang awalnya belum bisa membaca Al-Qur’an, sekarang sudah siap mengajarkan. Ke depan, program akan diperluas dengan pelatihan kitab kuning, dakwah, hingga imam shalat,” terangnya.

Dengan bekal tersebut, para Napi lulusan program Qurana diharapkan mampu menjadi motor penggerak dakwah Al-Qur’an, baik di balik jeruji maupun setelah kembali ke tengah masyarakat. (Ziyad/Mel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *