KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Kasus penyakit campak di Kabupaten Pamekasan, Madura, meningkat signifikan sepanjang Agustus hingga awal September 2025. Data Dinas Kesehatan mencatat, hingga 4 September terdapat 417 kasus suspek, 160 kasus positif (159 campak dan 1 rubella), serta enam anak dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, dr Saifuddin, saat dikonfirmasi Jurnalis Karimata menjelaskan kematian pasien campak menyebar di beberapa kecamatan dengan rentang usia 4 bulan hingga 4 tahun.
“Enam anak meninggal akibat campak, di antaranya satu dari Tlanakan, satu dari Kowel, dua dari Pasean, dan dua dari Panaguan,” jelasnya.
Ia merinci, kasus campak terbanyak ditemukan di kelompok usia anak-anak dengan distribusi hampir seimbang antara laki-laki 212 kasus dan perempuan 205 kasus. Puncak kasus terjadi pada minggu ke-35, yakni 24 hingga 30 Agustus 2025.
Dari catatan capaian imunisasi campak (MR) sejak 2020 hingga 2025, angkanya cenderung fluktuatif, bahkan tahun ini baru mencapai 50,57 persen hingga Juli. Kondisi tersebut dinilai turut berkontribusi terhadap melonjaknya penyebaran campak.
“Kasus positif terbanyak tercatat di wilayah kerja Puskesmas Panaguan sebanyak 29 kasus. Sementara secara kecamatan, Proppo menduduki posisi tertinggi dengan 40 kasus positif. Ada 18 desa yang berstatus KLB campak,” tambahnya.
Ke-18 desa KLB tersebut di antaranya Batukalangan, Bugih, Campor, Dasok, Gladak Anyar, Groom, Jambringin, Jarin, Kramat, Larangan Badung, Majungan, Pamoroh, Bangkes, Panaguan, Pangbatok, Sumber Waru, Terrak, dan Polagan. (Ziyad/Bam)