KARIMATA.NET, SUMENEP – Berdasarkan rilis resmi yang diterima redaksi, Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, menyampaikan kabar duka atas wafatnya salah satu santri mereka, Moh. Ainur Rafky (15 tahun), asal Bringsang, Gili Genting, Sumenep.
Almarhum merupakan santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, siswa kelas IX-E MTs 1 Annuqayah, sekaligus anggota lama Gerakan Pramuka Gugus Depan Annuqayah 08171 golongan Penggalang tingkat Ramu.
Almarhum meninggal pada hari Jum’at, 1 Agustus 2025, sekitar pukul 11.15 WIB di Dusun Paojajar, Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, dalam sebuah kegiatan pesantren, dengan kronologi sebagai berikut:
Pada hari Kamis, 31 Juli 2025, Gerakan Pramuka Gugus Depan Annuqayah 08171 menyelenggarakan kegiatan Orientasi Anggota Baru yang dikemas dalam bentuk Perkemahan Kamis–Jum’at (Perkajum), diikuti oleh 110 anggota baru dan lama, tingkat penegak dan penggalang. Kegiatan ini telah melalui prosedur perizinan pesantren.
Pada hari Jum’at, 1 Agustus 2025, sekitar pukul 08.00 WIB, peserta dilepas untuk mengikuti penjelajahan, dengan jadwal salat Jum’at di pos kedua. Sampai di pos kedua, oleh panitia, peserta diminta berwudu di Waduk Dhambir yang terletak di samping pos. Waduk tersebut tanpa kanal pembuangan, terletak di Dusun Paojajar. Peserta tidak diperkenankan mandi. Lalu semua peserta melakukan kegiatan berwudu.
Pada saat itu, menjelang waktu-waktu akhir berwudu, di tengah hilir mudik peserta berwudu, almarhum secara spontan bercebur ke air untuk meraih ikan yang mengapung di permukaan, berjarak sekitar 5 meter dari tepi. Demikian pengakuan Dani, anggota baru, yang berada dekat dengan almarhum. Baru menyadari tindakan almarhum, Dani menegurnya. Namun almarhum terlanjur berenang. Tak lama kemudian, Dani menyaksikan almarhum seperti tenggelam di tempat ikan tersebut, dan melambaikan tangan. Dani pun melompat untuk menyusul. Terlambat, Dani tidak bisa menjangkau tangan almarhum. Sejak itu almarhum tidak muncul lagi ke permukaan.
Kemudian saat itu juga, panitia melakukan pencarian di lokasi dibantu oleh warga setempat, sambil menunggu bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep.
Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah yang tengah melaksanakan pertemuan rutin setiap bakda salat Jum’at menerima laporan peristiwa tersebut, langsung mengambil langkah pengumpulan informasi dari Ketua Gudep Pramuka Annuqayah, pembina dan saksi mata dengan menghadirkan mereka ke forum pertemuan.
Almarhum ditemukan oleh warga pada sekitar pukul 13.30 WIB dalam keadaan meninggal dunia, bergeser ke arah tepian waduk tempat peserta berwudu. Almarhum lalu dibawa ke Pondok Pesantren Annuqayah dan ditempatkan di daerah Lubangsa.
Sementara pengasuh yang sedang di luar kota melakukan pertemuan melalui panggilan video dengan keluarga almarhum.
Pada pukul 16.00 WIB, jenazah dibawa ke kediaman asal dengan menggunakan ambulans pesantren. Di antara pengantar:
- Ubaidillah Tsabit, Dewan Pengasuh, wakil keluarga Annuqayah;
Ustadz Said, santri sepuh/kelurahan, daerah Lubangsa;
Ustadz Syauqi, pembina Pramuka Gudep Annuqayah;
Ustadz Farid, pengurus Annuqayah daerah Lubangsa.
Pada pukul 17.30 WIB, jenazah disambut oleh keluarganya di Pelabuhan Tanjung, Saronggi. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal motor ke Gili Genting bersama para pengantar di atas.
“Semoga Allah SWT menjadikan almarhum syahid fiddunya wal akhirah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran, serta peristiwa ini dapat menjadi ibrah bagi semua, khususnya Pondok Pesantren Annuqayah,” tutup pernyataan resmi tersebut. (Fauzi/Ain)
Karimata Media Dinamika Madura