Foto: Kantor Bupati Pamekasan. (Dok-Karimata)

Soal Larangan Jogging, Ketua DPRD: Sarana Olahraga Kurang, Masak Iya Mau Dilarang?

KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Rencana pelarangan aktivitas jogging dan olahraga di halaman Kantor Pemkab dan DPRD Pamekasan, mendapat respon dari Ketua DPRD Pamekasan. Ali Maskur menyatakan keberatan dan menilai kebijakan itu belum dikomunikasikan secara resmi kepada pihak legislatif.

Ali Maskur, Ketua DPRD Pamekasan menjelaskan, DPRD telah menugaskan Wakil Ketua Khairul Umam untuk memanggil Kepala Satpol PP guna meminta penjelasan terkait penutupan fasilitas jogging di kantor DPRD. 

“Sebetulnya DPRD, saya atas nama pimpinan dan anggota, sudah merekomendasikan Pak Khairul Umam untuk memanggil Kepala Satpol PP. Tapi hasilnya belum disampaikan ke saya baik secara lisan maupun tulisan,” kata Ali Maskur kepada Radio Karimata, Kamis (10/7/2025) sore.

Ia menyebut, larangan tersebut menimbulkan kekecewaan karena area kantor Pemkab dan DPRD menjadi salah satu ruang terbuka yang dekat dengan kota dan selama ini dimanfaatkan masyarakat, termasuk lansia dan anak muda, untuk berolahraga.

“Memang masyarakat banyak meminta tetap di area kantor Pemkab dan DPRD karena dekat kota. Banyak lansia dan anak muda yang olahraga di situ. Sepanjang berpakaian rapi, siapapun dipersilakan gunakan,” terangnya.

Ali juga menegaskan bahwa kebijakan penutupan itu belum dimintakan persetujuan ke DPRD. Meski secara administratif gedung DPRD adalah aset Pemkab, ia menilai harusnya tetap ada koordinasi.

“Penutupan ini belum seizin kami di DPRD. Baik lisan maupun tulisan,” tegasnya.

Ia menilai setiap lokasi olahraga memiliki pengguna masing-masing. Kantor DPRD biasa digunakan warga kota dan daerah barat Pamekasan, SGMRP lebih banyak dimanfaatkan warga selatan, dan stadion lama oleh anak-anak sekolah.

“Kalau semua diarahkan ke SGMRP, kasihan masyarakat. Kita di DPRD dan Pemerintah daerah belum siap memberikan fasilitas olahraga yang memadai. Jadi saya pribadi kurang setuju kalau ditutup, kalau dibilang kecewa, saya juga kecewa. Pertama tidak diberi tahu, kedua karena masyarakat Pamekasan memang kurang sarana olahraga. Masak iya mau ditutup?.” Pungkasnya. (Bam/Ain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *