Breaking News

Warga Camplong Geger! Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Pantai Dharma Tanjung

KARIMATA.NET, SAMPANG – Warga Dusun Tamba’an, Desa Tanjung, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, digemparkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan yang mengapung di perairan sekitar 700 meter dari bibir Pantai Dharma Tanjung, Sabtu pagi (21/6/2025) sekitar pukul 09.40 WIB.

Korban diketahui bernama Sundari alias Buk Desi (55), warga Dusun Bandaran 1, Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan.

Kapolsek Camplong, IPTU Bambang Budiyanto, membenarkan penemuan mayat tersebut dan menyebut bahwa identitas korban sudah dikenali oleh pihak keluarga.

“Benar, korban adalah warga Pamekasan yang tinggal sementara di rumah anaknya di Dusun Tamba’an, Camplong. Pihak keluarga telah mengonfirmasi identitas korban dan memilih tidak dilakukan autopsi karena meyakini ini adalah musibah murni,” jelasnya kepadamu Jurnalis Karimata.

Kori (62), suami korban, menyatakan bahwa istrinya terakhir kali terlihat pada pukul 07.00 WIB pagi itu sedang mencuci piring di rumah anaknya, sebelum akhirnya dikabarkan ditemukan telah meninggal di pantai.

“Saya masih lihat istri saya pagi itu cuci piring seperti biasa. Tapi ternyata sekitar jam 10 pagi saya dikabari dia ditemukan sudah jadi mayat di pantai,” ungkap H. Kori kepada petugas.

Kori juga menyampaikan bahwa setelah mendapatkan informasi, ia langsung menunggu kedatangan ambulans yang membawa jenazah sang istri di pinggir jalan depan rumah. Atas permintaan keluarga, jenazah dibawa ke Puskesmas Camplong sebelum akhirnya dipulangkan untuk dimakamkan.

Sementara itu, Moh. Arief Maulana Ishaq (32), anak menantu korban yang berprofesi sebagai guru di sebuah yayasan, juga membenarkan kronologi kejadian. Ia mengungkapkan bahwa korban telah mengalami depresi selama kurang lebih tiga tahun.

“Ibu mertua saya memang pernah mengalami gangguan jiwa dan depresi berat. Bahkan pernah mencoba bunuh diri di Pelabuhan Branta beberapa tahun lalu, tapi sempat kami gagalkan,” tegasnya

Ia menambahkan bahwa korban juga pernah menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD Pamekasan dan dinyatakan mengalami gangguan mental oleh dokter.

Pihak keluarga telah membuat surat pernyataan resmi yang menyatakan tidak ingin dilakukan visum atau autopsi terhadap jenazah, karena kejadian ini diyakini sebagai musibah tanpa unsur kesengajaan.

“Kami sekeluarga ikhlas. Ini murni musibah. Tidak ada niat menuntut hukum karena semua ini kehendak Allah,” imbuhnya.

Saat ini, jenazah korban telah dimakamkan di kampung halaman dengan prosesi keluarga yang sederhana dan penuh duka. (Ziyad/Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *