KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Komitmen Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pamekasan dalam menciptakan lingkungan Pemasyarakatan yang bersih dari handphone, pungutan liar, dan narkoba (Halinar) terus diperkuat melalui program Zero Halinar. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mewujudkan zona integritas serta sistem pemasyarakatan yang bersih dan kredibel.
Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, Syukron Hamdani, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menunjukkan perbaikan nyata di lingkungan Lapas. Ia menyadari bahwa Lapas Pamekasan sempat dianggap terpuruk, namun kini terus bergerak melakukan perubahan.
“Tentunya jika kita melakukan langkah-langkah perbaikan, kita ingin tunjukkan bahwa Lapas Pamekasan bisa melaksanakan. April kemarin kita tampilkan yang terbaik, termasuk kegiatan tradisional bagi WBP. Sebelum berangkat ke Jakarta, mereka kita tes urin dan alhamdulillah hasilnya negatif,” ujar Syukron, Senin (2/6/2025).
Syukron menambahkan, dalam sebulan pihaknya rutin menggelar sedikitnya empat kali razia kamar warga binaan. Razia dilakukan secara acak, baik malam maupun siang hari, agar tidak terdeteksi oleh penghuni lapas.
“Kita sistem acak. Tidak hanya malam. Supaya ada efek kejut dan upaya pencegahan benar-benar efektif. Kita tidak ingin kecolongan,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan keterlibatan napi dalam jaringan narkoba dari luar, Lapas juga aktif berkoordinasi dengan aparat penegak hukum seperti Polres dan BNN.
“Kalau ada indikasi, kita langsung sharing. Hingga kini belum ada informasi bahwa WBP masih coba mengendalikan narkoba dari dalam lapas. Tapi koordinasi harus terus dijaga,” terangnya.
Tak hanya itu, pengawasan juga diperketat di kalangan internal petugas. Syukron menyampaikan bahwa seluruh pejabat diminta turut mengawasi anggotanya agar tidak terjerumus dalam praktik penyalahgunaan wewenang seperti menyelundupkan HP atau narkoba ke dalam lapas.
“Kita delegasikan semua pejabat agar turut mengawasi. Jangan sampai ada petugas yang tergelincir. Kita butuh sinergitas dengan semua pihak. Tanpa dukungan aparat penegak hukum, kita tidak bisa berbuat banyak,” imbuhnya.
Sebagai putra daerah, Syukron menegaskan bahwa ia tidak ingin Lapas Pamekasan dicap buruk.
“Saya orang Madura. Saya tidak ingin Lapas Pamekasan itu jelek. Ini tanggung jawab kita bersama, semua aparat penegak hukum yang ada di Pamekasan,” pungkasnya. (Ziyad/SL)