KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Nama Muhammad Amirudin bukanlah sosok asing bagi masyarakat Pamekasan. Selama dua periode berturut-turut, pria yang akrab disapa Amir ini menjabat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pamekasan, yakni periode 2019–2024 dan kini kembali terpilih untuk periode 2024–2029.
Namun, pada musim haji tahun 2025 ini, Amir tengah menjalani peran yang sama sekali berbeda: sebagai Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di sektor konsumsi.
Kabar tersebut cukup mengejutkan sejumlah rekan dan masyarakat Pamekasan. Sebab tanpa banyak publikasi, Amir tiba-tiba membagikan potret dirinya mengenakan pakaian ihram di kota suci Mekkah.
Kejutan ini bukan sekadar perjalanan ibadah, tetapi juga bentuk pengabdian baru yang dijalaninya dalam pelayanan haji.
Saat on air Radio Karimata, Jumat (09/5/2025), Amir menjelaskan bahwa dirinya terpilih sebagai PPIH langsung dari Kementerian Agama Republik Indonesia setelah mengikuti serangkaian seleksi ketat.
“Saat ada pendaftaran seleksi dari Kementerian Agama, saya ikut, mas. Alhamdulillah saya lulus,” ujarnya dari Mekkah saat On Air bersama program informasi haji.
Amir menceritakan proses seleksi yang harus dilaluinya. Ia mengikuti berbagai tahapan mulai dari tes tulis, wawancara, hingga pemeriksaan kesehatan. Proses panjang itu akhirnya mengantarkannya ke Tanah Suci sebagai petugas yang mengurus kebutuhan konsumsi jemaah haji Indonesia.
Sebagai bagian dari tim PPIH, Amir tiba lebih awal dibanding jemaah haji lainnya, tepatnya pada 8 Mei 2025. Ia mengungkapkan bahwa suasana kota Mekkah masih cukup lengang karena sebagian besar jemaah masih berada di Madinah.
“Saat ini kota Mekkah masih sepi karena jemaah haji masih ada di kota Madinah,” tambahnya.
Di musim haji ini, Amir bertugas di sektor 9 — wilayah pelayanan yang menangani kebutuhan konsumsi bagi jemaah dari sejumlah kelompok terbang (kloter) asal Indonesia. Tanggung jawab besar ini ia emban dengan penuh semangat, meski latar belakangnya lebih dikenal di dunia kepemiluan dan jurnalistik.
Sebelum terjun ke dunia penyelenggara pemilu, Amir merupakan jurnalis kawakan di Madura dan pernah bertugas cukup lama di Pamekasan. Kedisiplinan dan ketekunannya sebagai wartawan tampaknya menjadi bekal kuat yang membantunya menembus seleksi petugas haji.
Kini, di tengah teriknya Mekkah, Amir menempuh babak baru pengabdian. Dari ruang demokrasi hingga melayani tamu-tamu Allah, dedikasi dan semangat pelayanannya tetap menyala. (Sukri/Ayg)