KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Dalam Kongres Tahunan Asosiasi Futsal Kabupaten (Afkab) PSSI Pamekasan yang berlangsung pada Senin (19/8/2024), Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Pamekasan resmi ditunjuk sebagai operator Kompetisi Futsal Kasta Kedua 2024.
Keputusan ini menandai momentum penting dalam pengembangan futsal di tingkat lokal. Namun, di balik penunjukan ini, tersirat peluang besar bagi pengembangan talenta muda futsal di Pamekasan, yang mungkin menjadi fokus utama dalam perjalanan kompetisi mendatang.
Dalam kompetisi yang akan digelar pada September 2024, SIWO PWI Pamekasan tak hanya diamanahi tugas teknis, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dalam menciptakan ekosistem futsal yang lebih inklusif dan memberdayakan. Kompetisi yang diformat pada tingkat desa ini menawarkan peluang besar untuk menemukan bakat-bakat muda yang mungkin sebelumnya tidak teridentifikasi.
Dengan sistem yang memungkinkan tim-tim terbaik dari desa-desa bertarung di tingkat kecamatan dan kemudian kabupaten, skema ini menjadi jalan baru dalam pengembangan olahraga futsal di daerah tersebut.
Zainol Atikurrahman, Ketua SIWO PWI Pamekasan, mengungkapkan mereka berkomitmen untuk menyempurnakan pelaksanaan kompetisi ini. Namun, tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah bagaimana memastikan kompetisi ini dapat menjadi wahana yang efektif untuk mengembangkan pemain muda dari desa-desa di Pamekasan.
“Ini adalah kesempatan untuk melahirkan bibit-bibit baru di bidang futsal, dan kami siap untuk memberikan yang terbaik,” katanya.
Visi ini juga sejalan dengan cita-cita Ketua Afkab Pamekasan, Tabri S Munir, yang ingin menghidupkan futsal di desa-desa melalui konsep “One Village One Club” dan “One School One Club”. Dengan konsep ini, Afkab Pamekasan berharap dapat menciptakan fondasi kuat untuk pengembangan futsal di daerah pedesaan, yang dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi olahraga di Pamekasan.
Dalam konteks ini, penunjukan SIWO PWI Pamekasan sebagai operator kompetisi bukan sekadar keputusan administratif. Lebih dari itu, hal ini adalah langkah strategis untuk menggerakkan olahraga di akar rumput. Dengan dukungan penuh dari PWI Pamekasan dan kolaborasi intensif dengan Afkab Pamekasan, diharapkan kompetisi ini dapat menjadi ajang pembuktian bagi talenta-talenta muda lokal yang siap bersinar di kancah futsal nasional.
Kompetisi ini tidak hanya penting dari sisi olahraga, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk memperkuat ikatan sosial di masyarakat desa. Dengan melibatkan klub-klub futsal dari berbagai desa, kegiatan ini berpotensi menjadi platform yang menginspirasi semangat komunitas dan partisipasi aktif dalam olahraga.
Jika kompetisi ini sukses, bukan tidak mungkin Pamekasan akan menjadi lumbung talenta futsal masa depan, tidak hanya untuk skala lokal, tetapi juga nasional. (Fauzi)