KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Sebanyak lima calon siswa Sekolah Rakyat jenjang SMP di Pamekasan memilih mundur sebelum tahun ajaran dimulai. Mereka beralih melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren setelah sebelumnya menyatakan siap bergabung dalam program pendidikan gratis tersebut.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pamekasan, Herman Hidayat Santoso, membenarkan hal itu. Ia menyebut lima calon siswa yang mundur tersebut sempat mendaftar dan masuk daftar peserta yang akan menempati Sekolah Rakyat.
“Mereka awalnya sudah mendaftar dan menyatakan siap, tapi setelah kami konfirmasi, ternyata berubah pikiran dan memilih masuk ke pondok pesantren,” ungkap Herman kepada jurnalis Karimata, Senin (07/07/2025).
Dinsos pun bergerak cepat mencari pengganti. Kini, jumlah siswa kembali genap 50 orang, sesuai kuota. Puluhan siswa tersebut akan dibagi ke dalam dua rombongan belajar, masing-masing berisi 25 orang per kelas.
“Alhamdulillah sudah terpenuhi lagi. Semoga tidak ada yang mundur lagi. Karena semua anak yang kami rekrut berasal dari keluarga miskin dan sangat membutuhkan pendidikan yang layak,” imbuhnya.
Menurut Herman, upaya menjaring siswa tidak mudah. Selain harus melakukan sosialisasi, pihaknya juga melakukan penyisiran ke rumah-rumah keluarga kurang mampu yang memiliki anak usia sekolah berisiko putus sekolah.
“Kami harus meyakinkan calon siswa dan orang tuanya satu per satu. Tim kami turun langsung ke lapangan, mengetuk rumah-rumah warga, menyampaikan manfaat dari Sekolah Rakyat,” tuturnya.
Rencananya, 50 siswa tersebut akan menempati eks Gedung Akper Pamekasan yang kini dimanfaatkan sebagai lokasi Sekolah Rakyat. Gedung milik Poltera itu saat ini masih dalam tahap perbaikan, termasuk penyesuaian fasilitas ruang kelas dan asrama.
“Siswa akan tinggal di asrama yang satu lokasi dengan ruang kelas. Kami pastikan tempatnya layak. Pemerintah pusat memfasilitasi semuanya, mulai dari makan, seragam, hingga kebutuhan pendidikan secara gratis,” tegas Herman.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan berbasis asrama yang dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan rentan putus sekolah. Program ini dirancang untuk memberikan akses pendidikan yang menyeluruh dan setara. (Ziyad/Mel)