KARIMATA.NET, PAMEKASAN – Bulan Ramadhan tahun 2024 atau 1445 H diprediksi tidak akan dimulai serentak. Organisasi Islam seperti Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Senin (11/03/2024), keputusan ini diambil berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang mempertimbangkan perhitungan gerak sebenarnya dari matahari dan bulan.
Sedangkan pemerintah dengan metode Rukyatul Hilal, akan melaksanakan sidang Isbat penentuan 1 Ramadhan pada hari Minggu (10/03/2024) atau tanggal 29 Sya’ban 1445 H.
H. Hosen, Ketua Bagian Hisab dan Rukyah (BHR) Kabupaten Pamekasan mengatakan, bahwa awal bulan Ramadhan tahun ini berpotensi tidak sama antara penganut metode Hisab dan Rukyatul Hilal.
Ia menjelaskan, ijtimak atau konjungsi di akhir Sya’ban terjadi pada hari Minggu (10/03/2024) jam 16.00 Wib atau sebelum matahari terbenam.
“Sehingga tinggi hilal pada waktu itu masih nol derajat 28 menit, maka awal puasa tahun ini akan terjadi perbedaan antara penganut Hisab dan Rukyah,” kata H. Hosen kepada Jurnalis Karimata.net, Selasa (20/02/2024).
Sementara, syarat yang disepakati adalah posisi hilal harus mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Artinya, apabila ketinggian dari penampakan bulan di bawah 3 derajat maka hitungan bulan belum berakhir dan belum memasuki hitungan bulan baru.
Dengan demikian, awal Ramadhan versi Pemerintah dengan menggunakan metode rukyah kemungkinan akan terjadi pada hari Selasa (12/03/2024).